Mei 2025


MEMBENTUK karakter dan moral siswa ke arah lebih baik bisa dilakukan dengan banyak cara. Indonesia tak pernah kehabisan cerita soal pembelajaran karakter. Termasuk seperti yang dilakukan oleh Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara. Dia sukses membentuk karakter siswa tanpa cara-cara militeristik.

Bagaimana caranya?

Gagasan Ki Hajar Dewantara terkait pembentukan karakter siswa terlihat pada pendirian Taman Siswa tanggal 22 Juli 1922. Pembentukan Taman Siswa didasari oleh rasa keprihatinan Ki Hajar Dewantara atas sistem pendidikan masa kolonial.

Sejak 1901 pemerintah kolonial Belanda melakukan politik balas budi yang salah satu poinnya adalah perluasan akses pendidikan. Mengutip riset Fakhriansyah berjudul "Akses Pendidikan Bagi Pribumi Pada Periode Etis" (2019), pemerintah kolonial membuka beragam sekolah dari sekolah rendah hingga perguruan tinggi.

Sayang, kebijakan pemerintah hanya omong kosong.

Praktiknya, tak semua masyarakat pribumi bisa bersekolah. Hanya pribumi dari kelompok bangsawan saja yang bisa bersekolah. Sekalipun bisa bersekolah, ruang geraknya dibatasi. Atas dasar ini, Ki Hajar Dewantara membentuk Taman Siswa supaya seluruh anak-anak pribumi bisa bersekolah.

Akademisi Jepang Kenji Tsuchiya yang lama meneliti Taman Siswa menyebut pendirian Taman Siswa bukan hanya sebagai wadah bagi anak pribumi, tetapi juga sarana pembentukan karakter baru berasaskan nasionalisme.

Sebab selama ini anak-anak terpapar karakter kolonial yang tak bisa dicapai untuk mencapai kemerdekaan. Karakter kolonial yang dimaksud adalah menjadikan pendidikan hanya sebagai mesin penghasil ijazah yang memungkinkan anak-anak menjadi buruh dan akan memperbesar kesenjangan sosial.

"Pendidikan yang selama ini diterima orang Indonesia dari Barat hanya menguntungkan kaum sana (Belanda). [...] Pendidikan tidak membantu mengembangkan badan dan pikiran, tapi semata-mata memberikan surat diploma yang memungkinkan mereka menjadi buruh," ungkap Kenji Tsuchiya dalam Demokrasi & Kepemimpinan: Kebangkitan Gerakan Taman Siswa (1992).

Ki Hajar Dewantara menyelenggarakan Taman Siswa dengan menjunjung tinggi budaya bangsa. Materi yang diajarkan meliputi bahasa, berhitung, sejarah, olahraga, dan yang paling penting adalah kesenian. Bentuk kesenian yang diajarkan mencakup kerajinan tangan, menari, dan menembang atau bernyanyi.

Dalam memoar Ki Hadjar Dewantara (1981) disebutkan, bahwa kesenian dianggap penting karena mampu memperhalus moral anak-anak. Melalui seni, anak-anak diajarkan nilai-nilai seperti kesabaran, kedisiplinan, sopan santun, serta kebaikan kepada sesama.

Setiap minggu, di salah satu hari pembelajaran, anak-anak dikumpulkan di pendopo untuk belajar menari. Para guru tari biasanya berasal dari Keraton Yogyakarta. Selain itu, siswa juga diajarkan membuat kerajinan tangan dan menembang. Ini semua dilakukan dengan memasukkan unsur nasihat-nasihat yang mudah diingat siswa.

Dari sini, pendidikan karakter bisa diserap siswa. Pendekatan ini sangat berbeda dengan sekolah-sekolah Belanda saat itu yang menjadikan pendidikan sekadar mesin pencetak ijazah.

Pada akhirnya, Taman Siswa terbukti mampu membentuk karakter anak dan menjadi salah satu sekolah populer yang menghasilkan alumni-alumni hebat. Dari awalnya di Yogyakarta, Taman Siswa berkembang ke berbagai daerah hingga Jakarta. Lalu, sekolah-sekolah lain menjadikannya sebagai inspirasi. 

Sayangnya, pendekatan pembentukan karakter ala Taman Siswa mulai luntur seiring perubahan zaman. Titik baliknya terjadi pada masa pendudukan Jepang di Indonesia tahun 1942.

Sejak saat itu, sistem pendidikan Indonesia mulai mengenal rutinitas seperti upacara bendera setiap Senin pagi, penggunaan seragam sekolah, hingga baris-berbaris, yang semuanya khas militer alias jauh dari nilai-nilai asli Taman Siswa. Sayangnya, kebiasaan ini masih bertahan hingga sekarang.(***)


PADANGPANJANG - Sebanyak 12 korban meninggal dunia dalam kecelakaan Bus ALS yang terguling di tikungan menurun dekat Terminal Bukit Surungan, Kota Padang Panjang, telah berhasil diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumatera Barat (Sumbar).

Tragedi maut yang terjadi pada Selasa (6/5/2025) pagi itu mengguncang masyarakat, terutama karena sebagian besar korban berasal dari luar daerah, termasuk dari Medan, Sumatera Utara.

Kapolres Kota Padang Panjang, AKBP Kartyana Widyarso, menyebutkan bahwa seluruh korban tewas telah dibawa ke RSUD Kota Padang Panjang.

“Total ada 12 jenazah di RSUD dan semuanya sudah teridentifikasi,” ujar Kapolres.

Identitas korban kecelakaan Bus ALS yang telah dikenali antara lain Rema Andini Pane (1,5), Naufal Rehan Pane (6), Riski Agustini Lubis (32), Melaiki Sinaga (74), Karmina Gultam (74), Sarudin Nainggolan (74), Desrita Nainggolan (50), Sri Rejeki (38), Romaida Sitanggang (74), Etrick Gustaf Wenas (26), Aryudi (38), dan Atas Silaen (30).

Proses identifikasi berlangsung cepat karena kondisi jenazah masih memungkinkan untuk dikenali melalui sidik jari, kartu identitas, maupun properti pribadi.

"Sebanyak 10 jenazah teridentifikasi lewat sidik jari, dua lainnya melalui data medis serta keterangan dari keluarga," jelas Kasubdit Dokpol Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Bidokkes) Polda Sumbar, Eka Purnama Sari.

Hingga Selasa sore, tiga jenazah telah dijemput keluarga dan dipulangkan ke daerah asalnya di Medan. “Dua laki-laki dan satu perempuan telah kami serahkan ke keluarga. Sisanya masih menunggu kedatangan pihak keluarga,” tambahnya.

Namun, keterbatasan fasilitas penyimpanan di RSUD Kota Padang Panjang menjadi kendala. Oleh karena itu, pihak kepolisian menyampaikan rencana pemindahan jenazah ke RS Bhayangkara Kota Padang, jika sampai malam hari keluarga korban belum datang.

"Kami tunggu hingga malam, jika belum juga ada yang menjemput, jenazah akan kami bawa ke RS Bhayangkara," tegas AKBP Kartyana dilansir suarasumbar.com

Sembilan jenazah lainnya masih berada di RSUD, menunggu kepastian dari keluarga. Pihak keluarga dapat menghubungi posko penanganan kecelakaan lalu lintas yang dipusatkan di RSUD Kota Padang Panjang atau menghubungi langsung petugas di nomor 08116667118 untuk proses konfirmasi dan penjemputan.

Selain korban meninggal dunia, peristiwa kecelakaan maut Bus ALS di Padang Panjang juga menyebabkan 23 penumpang mengalami luka-luka. Mereka saat ini dirawat intensif di berbagai fasilitas kesehatan.

“Sebagian besar korban mengalami patah tulang, satu orang dirujuk ke RSUP M Djamil Padang,” terang dr Eka.

Dari hasil penyelidikan awal, kecelakaan tunggal ini diduga kuat terjadi akibat rem blong. Bus ALS dengan rute Medan–Bekasi itu hilang kendali saat melewati jalan menurun dan menikung tajam di kawasan Terminal Busur Padang Panjang.

Peristiwa ini mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan aparat kepolisian. Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, telah meminta pengawasan ketat terhadap kelayakan operasional armada angkutan umum, agar tragedi serupa tidak kembali terjadi.

Sementara itu, pihak operator bus dan kepolisian terus berkoordinasi untuk menghubungi keluarga korban yang belum mengonfirmasi keberadaan sanak saudaranya dalam daftar penumpang.

Tragedi kecelakaan Bus ALS di Padang Panjang ini menjadi peringatan serius akan pentingnya pengawasan terhadap kondisi teknis kendaraan dan keselamatan penumpang dalam transportasi jarak jauh, terutama di jalur lintas Sumatera yang dikenal dengan medan berat.

Cara Mencegah Rem Blong

Rem blong masih menjadi momok menakutkan bagi para pengendara, terutama di jalur pegunungan dan turunan curam. Kegagalan sistem pengereman ini sering kali menjadi penyebab utama kecelakaan lalu lintas yang berujung maut, terutama pada kendaraan angkutan berat dan umum.

Berdasarkan data Korlantas Polri, lebih dari 30 persen kecelakaan berat di jalan raya disebabkan oleh rem blong. Fenomena ini banyak ditemukan di wilayah yang memiliki medan ekstrem seperti di Sumatera Barat, Jawa Barat, dan kawasan pegunungan lainnya yang dilalui truk atau bus.(***)



PADANGPANJANG - Satu unit bus milik perusahaan otobus (PO) Antar Lintas Sumatera (ALS) mengalami kecelakaan di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat (Sumbar), Selasa (6/5/2025) pagi. Bus ALS terbalik usai hilang kendali diduga karena rem blong.

Akibat kecelakaan ini, sejumlah korban terjepit dan terhimpit badan bus. Informasinya, terdapat korban yang meninggal dunia, namun jumlah pastinya belum diketahui.

Kapolres Padang Panjang, AKBP Kartyana Widyarso Wardoyo Putro, mengatakan proses evakuasi masih berlangsung hingga pukul 11.30 WIB. Tim Basarnas dari Padang dikerahkan membantu evakuasi korban.

"Masih didata, karena masih ada yang terhimpit. Jadi kami belum bisa memastikan jumlahnya (korban meninggal). Ini masih dievakuasi," ujar Kartyana, Selasa (6/5/2025).

Kartyana menyebutkan bahwa jumlah penumpang bus 25 orang, 17 orang di antaranya telah dievakuasi dilarikan ke rumah sakit.

"Yang di TKP belum tahu berapa, karena masih sempit di dalam bus. Kami belum bisa memberikan keterangan detail, karena masih bisa bertambah (korban)," kata dia.

Dari video-video yang beredar, terlihat Basarnas mengevakuasi sejumlah korban dengan kantong jenazah di lokasi kejadian. Belum diketahui total pasti korban meninggal dunia.

Data sementara dari Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Padang Panjang, dari sejumlah korban meninggal dunia terdapat satu balita 2,5 tahun.

Rem blong masih menjadi momok menakutkan bagi para pengendara, terutama di jalur pegunungan dan turunan curam. Kegagalan sistem pengereman ini sering kali menjadi penyebab utama kecelakaan lalu lintas yang berujung maut, terutama pada kendaraan angkutan berat dan umum.

Berdasarkan data Korlantas Polri, lebih dari 30 persen kecelakaan berat di jalan raya disebabkan oleh rem blong. Fenomena ini banyak ditemukan di wilayah yang memiliki medan ekstrem seperti di Sumatera Barat, Jawa Barat, dan kawasan pegunungan lainnya yang dilalui truk atau bus.

Pakar keselamatan jalan menyoroti bahwa rem blong tidak pernah terjadi secara mendadak tanpa penyebab. Sejumlah faktor teknis dan non-teknis menjadi akar permasalahan yang kerap diabaikan oleh pemilik kendaraan maupun sopir angkutan barang.

Salah satu penyebab utama rem blong adalah pemanasan berlebihan pada sistem pengereman. Saat kendaraan melaju di turunan panjang dan menggunakan rem secara terus-menerus, suhu pada kampas dan cakram rem meningkat drastis.

Kondisi ini dikenal dengan istilah brake fade, yaitu saat suhu tinggi membuat daya cengkeram rem melemah. Akibatnya, kendaraan sulit dikendalikan dan pengemudi kehilangan kendali di tengah kecepatan tinggi.

Kasus seperti ini banyak ditemukan di jalur Padang-Painan, Lembang-Subang, serta Sitinjau Lauik—yang dikenal sebagai jalur maut di Sumbar. Di jalur-jalur ini, rambu peringatan bahaya rem blong bahkan dipasang di beberapa titik rawan.

Selain overheat, kebocoran minyak rem juga menjadi penyebab dominan kegagalan sistem pengereman. Sistem pengereman hidrolik bekerja dengan tekanan minyak rem.

Jika terjadi kebocoran pada selang atau master silinder, tekanan berkurang, dan rem tidak dapat berfungsi maksimal.

Masalah lainnya yang kerap luput dari perhatian adalah muatan berlebih. Saat kendaraan membawa barang melebihi kapasitas, beban pengereman meningkat. Hal ini membuat sistem rem bekerja lebih keras dan cepat mengalami keausan.

Penggunaan minyak rem yang tidak sesuai spesifikasi pabrikan juga menjadi faktor risiko. Pemilihan cairan rem yang tidak tepat bisa menyebabkan vapor lock—udara atau uap air yang masuk ke dalam sistem rem dan mengganggu tekanan hidrolik.

Jika tidak segera ditangani, vapor lock bisa menyebabkan rem tidak merespons sama sekali meskipun pedal diinjak dalam-dalam. Inilah yang sering disebut sebagai "pedal rem amblas" oleh pengemudi.

Peran Pengemudi dan Perawatan Berkala Sangat Krusial.(***)


PADANG - Seorang calon haji asal Padang dari kelompok terbang (kloter) pertama Embarkasi Haji Padang harus mendapatkan perawatan intensif setelah mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz, Madinah.

Jemaah lansia bernama Marnis (87) itu mengalami sesak napas di tengah perjalanan udara dari Indonesia menuju Arab Saudi dan segera dilarikan ke rumah sakit setibanya di Tanah Suci.

“Setibanya di bandara tujuan, seorang calon haji langsung dirujuk ke rumah sakit atas nama Marnis karena kekurangan oksigen,” ujar Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kementerian Agama Sumatera Barat, Rifki, Senin (5/5/2025) dilansir Antara.com

Peristiwa ini menyoroti kondisi fisik sejumlah jemaah calon haji kloter pertama dari Sumbar yang tergolong lansia dan memiliki penyakit penyerta. Saat dalam penerbangan, tim medis langsung memberikan pertolongan pertama dengan oksigen tambahan.

Namun, kondisi Marnis yang juga diketahui mengidap osteoporosis, ia segera dirujuk ke fasilitas medis setelah mendarat. Keberangkatan jemaah haji dari Sumbar tahun ini memang diwarnai kekhawatiran soal kondisi kesehatan para peserta, terutama lansia.

Berdasarkan data Kemenag Sumbar, terdapat 186 orang yang masuk kategori risiko tinggi dalam kloter pertama Embarkasi Haji Padang. Selain itu, 14 jemaah diketahui menggunakan kursi roda selama perjalanan.

“Dari total 423 orang dalam kloter satu, sebanyak 30 orang perlu mendapatkan perhatian medis khusus karena kondisi fisik mereka,” kata Rifki.

Jumlah itu terdiri dari 415 calon haji, empat petugas kloter, dan empat petugas pendamping dari KBIHU dan daerah.

Kloter pertama berangkat dari Bandara Internasional Minangkabau pada Sabtu, 3 Mei 2025 pukul 17.30 WIB, dan tiba di Madinah pukul 22.40 waktu Arab Saudi. Perjalanan memakan waktu sekitar delapan jam lebih.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat, Mahyudin, mengonfirmasi bahwa pada musim haji 1446 Hijriah ini, Embarkasi Padang akan memberangkatkan 15 kloter. Setiap kloter terdiri dari 419 calon haji dan empat petugas kloter.

Pihak Kemenag pun memastikan bahwa seluruh jemaah yang masuk kategori risiko tinggi telah dipersiapkan dengan pendampingan kesehatan yang intensif.

Tim medis dilengkapi peralatan portable seperti tabung oksigen dan obat-obatan esensial selama penerbangan.

“Kami berupaya maksimal agar semua jemaah mendapatkan layanan terbaik, khususnya para lansia dan penderita penyakit kronis,” terang Mahyudin.

Setibanya di Madinah, seluruh jemaah haji dari kloter satu langsung diarahkan ke pemondokan yang telah disediakan. Mereka juga menjalani pemeriksaan ulang oleh tim medis sektor Arab Saudi guna memastikan kondisi fisik tetap stabil.

Kondisi calon haji asal Padang bernama Marnis kini masih dalam observasi intensif oleh rumah sakit di Madinah. Kemenag Sumbar bekerja sama dengan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi untuk memantau perkembangan kesehatannya secara berkala.

Kloter Pertama Dijadwalkan Pulang 12 Juni

Berdasarkan jadwal resmi yang diterbitkan Kemenag, calon haji kloter pertama asal Sumbar akan kembali ke Tanah Air pada 12 Juni 2025 mendatang. Kepulangan akan dilakukan melalui Bandara Internasional Minangkabau di Padang Pariaman pada pukul 18.40 WIB.

Kejadian ini menjadi perhatian penting bagi Kementerian Agama dalam menyusun strategi pelayanan jemaah haji di tahun-tahun mendatang, terutama dalam hal manajemen risiko dan kesiapan kesehatan jemaah.

Calon haji asal Padang yang tergolong lansia maupun berisiko tinggi diimbau untuk menjaga stamina dan mengikuti arahan medis selama pelaksanaan ibadah di Tanah Suci. Kemenag juga menekankan pentingnya peran keluarga dan pembimbing ibadah untuk terus mendampingi para jemaah secara fisik dan spiritual. (***)


PADANG – Muhammad Ridwan menjadi penentu kemenangan Semen Padang dari Madura United pada pekan ke-31 Liga 1.

Striker yang masuk dari bench itu mencetak gol pada menit 90+1 pada laga yang digelar di Stadion Haji Agus Salim, Padang, Minggu (4/5) sore WIB.

Gol itu membuat skor menjadi 2-1. Sebelumnya, Kabau Sirah -julukan Semen Padang unggul melalui Cornelius Stewart pada menit 52.

Madura United tak butuh waktu lama untuk menyamakan kedudukan setelah Jordy Wehrmann mengukir gol pada menit ke-60.

Sekitar 9.000 penonton di tribune stadion pun akhirnya bersukacita setelah Ridwan mengoyak gawang Madura United.

ni merupakan kemenangan ketiga beruntun buat Semen Padang setelah di dua laga sebelumnya mengalahkan PSIS Semarang dan Persija Jakarta.

Semen Padang pun untuk sementara keluar dari zona merah, menggusur Barito Putera dan meninggalkan PSIS dan PSS Sleman.

Sementara itu, kekalahan membuat Madura United rentan kembali berkubang di zona merah. (***)



PADANG - Anggota DPRD Padang, Rustam Effendi menyerahkan kolam bioflok dan bantuan bibit ikan lele kepada kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) Saiyo Sakato, Wisma Indah VII, Kelurahan Parupuk Tabing, Kecamatan Koto Tangah. Bantuan tersebut melalui anggaran dana pokir Rustam Effendi.

Disebutkan Rustam, bantuan kolam bioflok dan bibit ikan lele yang diberikan Pokdakan Saiyo Sakato merupakan kelompok Pokdakan yang dikelola oleh Pemuda.

"Hari ini diserahkan bantuan kolam bioflok sebanyak empat unit. Kemudian,  bibit ikan lele sekitar 15 ribu ekor," kata Rustam disela-sela kegiatan reses  di Wisma Indah VII, Parupuk Tabing, Jumat (2/5/2025).

Ketua Fraksi PAN DPRD Kota Padang mengatakan pemberian bantuan kolam bioflok dan bantuan bibit ikan lele ini sebagai bentuk upaya untuk solusi-solusi ekonomi kerakyatan jangka panjang. Dengan melibatkan anak-anak muda, Rustam berharap tujuan ini dapat terlaksana dengan baik.

"Kalau program ini berhasil dan sukses tentu dianggarkan lebih besar lagi. Kita akan berikan bantuan ini secara meluas sehingga nanti Koto Tangah menjadi model ketahanan pangan kaitannya dengan ikan,"jelasnya.

Tidak hanya pada lingkup budidaya ikan Lele, Rustam juga mengarahkan bagaimana ketika wilayah Koto Tangah menjadi sentra ketahanan pangan di perikanan

Menariknya, lanjut Rustam, pakan ikan lele berupa magot berasal dari sampah warga. Bahkan, telur magot tersebut dipasaran  kalau dijual Rp5juta per kilo.

"Untuk pemasaran ikan lele, kita minta bantuan Pemko melalui dinas perdagangan,'ungkap Rustam.

Rustam berharap melalui bantuan ini, bisa menumbuhkan perekonomian masyarakat. Rustam juga yakin sektor ekonomi UMKM akan menggeliat.(agb)


PADANG - Anggota DPRD Padang, Alfi Beben One menyoroti kondisi kantor Kelurahan Baringin, Kecamatan Lubuk Kilangan yang sudah tidak layak pakai. Menurutnya, dengan kondisi kantor yang tidak layak ini tentunya cukup berdampak pada pelayanan masyarakat yang kurang maksimal.

"Kantor Kelurahan Baringin ini sudah tidak layak untuk urusan pelayanan publik. Jelas, kondisi ini mempengaruhi aktifitas pelayanan ke masyarakat," jelas Alfi Beben One ketika mengunjungi kantor Kelurahan Baringin dalam rangga reses anggota DPRD Padang, Jumat (2/5/2025).

Untuk itu, politisi Partai Nasdem ini mendorong percepatan pembangunan kantor Lurah Baringin. Langkah awal yang dilakukan Alfi Beben adalah dengan memastikan ketersediaan tanah untuk pembangunan kantor baru

Dijelaskan legislator dapil Lubuk Kilangan-Pauh ini, dia sudah berkoordinasi dengan Dinas Pertanahan untuk pembebasan lahan yang akan direncanakan untuk pembangunan kantor baru Kelurahan Baringin.

"Saya juga meminta pihak kecamatan memasukan pembangunan kantor lurah dalam rencana kegiatan anggaran (RKA) dalam APBD-Perubahan tahun 2025," sebut Alfi Beben.

Pada kesempatan ini, Alfi Beben menambahkan, dia juga akan mengalokasikan dana pembangunan kantor Kelurahan Baringin melalui dana pokok pikirannya. Dikatakannya, dana pokir ini dipergunakan untuk fasilitas ruang pertemuan, olahraga di sekitar kantor kelurahan.

Sering Kebanjiran

Pembangunan kantor Kelurahan Baringin merupakan sesuatu hal yang menjadi skala prioritas. Selain, tidak layak pakai, kantor tersebut sering mengalami kebanjiran.

Lurah Kelurahan Baringin, Yuliarni mengatakan kantornya sering kebanjiran apabila terjadi hujan lebat. Posisinya, di tepi Batang Cubadak menyebabkan kantor tersebu mengalami kebanjiran.

"Apabila kebanjiran, kami terpaksa memberikan pelayanan kepada masyarakat di tepi jalan. Bahkan, tak jarang di kantor Kecamatan Lubuk Kilangan," tegasnya.

Yuliarni cukup mengapresiasi langkah yang dilakukan anggota DPRD Padang, Alfi Beben One yang mendorong percepatan pembangunab kantor Kelurahan Baringin.(agb)


PEKANBARU - Kepolisian Daerah (Polda) Riau melalui Direktorat Reserse Kriminal Khusus berhasil mengungkap sindikat pembuatan dokumen negara palsu. Empat tersangka ditangkap. Mereka terdiri dari kelompok Biro Jasa Sultan dan seorang petugas honorer di Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Bengkalis.

Hal ini terungkap dalam ekspose yang digelar di Mapolda Riau, Pekanbaru, Rabu (30/4). Tersangka yakni RWY, FHS, SP, dan R beserta barang bukti pembuatan dokumen negara palsu ini dihadirkan dalam ekspose yang dipimpin Kabid Humas Kombes Pol Anom Karibianto dan Dirkrimsus Kombes Pol Ade Kuncoro ini.

Kombes Anom mengungkapkan, penangkapan berawal dari patroli siber yang dilakukan Subdit Siber Ditreskrimsus pada 15 April 2025. Saat itu, ditemukan akun media sosial dengan nama Raja Winaldo Yusuf (RWY). 

‘’Akun tersebut mengaku sebagai pemilik Biro Jasa Sultan yang menyediakan jasa pengurusan dokumen resmi negara. Seperti, KTP, akta lahir, akta dewasa, kartu keluarga, NPWP, BPJS Mandiri, pengurusan PT perorangan, hingga buku nikah,” jelasnya seperti dilansir RiauPos.co.

Selanjutnya, tim Subdit Siber melakukan profiling terhadap akun media sosial tersebut sehingga ditemukan biro jasa yang dimiliki tersangka RWY dkk tidak mempunyai izin resmi alias ilegal. Ditambah lagi, dokumen yang diterbitkan tidak sah alias palsu.

Dirkrimsus Polda Riau Kombes Pol Ade Kuncoro menjelaskan, para pelaku ditangkap di tempat berbeda. RWY ditangkap di kediamannya yang berada di Jalan Lintas Pekanbaru-Kuantan Singingi. Ia berperan sebagai penerima order dari pemesan dokumen.

“Biaya per KTP itu sebesar Rp2,5 juta. Saat ditangkap ia sedang membuat 2 KTP dan 1 buku nikah dengan biaya tiga dokumen ini sebesar Rp7,5 juta,” terangnya.

Setelah mendapatkan pesanan, RWY kemudian menghubungi FHS untuk menerbitkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang dipesan kepada salah seorang honorer di Kantor Disdukcapil Kecamatan Pinggir, Bengkalis. Pelaku FHS sendiri ditangkap pada Kamis, 24 April lalu. 

“Jadi FHS berperan menghubungi SP untuk mendaftarkan NIK, menempelkan foto dan data pemesan ke blanko asli dari SP. Sedangkan SP ditangkap di Bengkalis. Dia yang meng-input NIK ke database sehingga KTP ini memang asli, tapi dengan data palsu. Kita sebut aspal. Asli tapi palsu,” ungkapnya. 

Sedangkan R, seorang perempuan berperan sebagai pembuat buku nikah. Ia mendapat buku nikah tersebut dari seseorang di Bekasi. Para pelaku, lanjut Kombes Ade mendapat keuntungan berbeda. Dari harga Rp2,5 juta, RWY memberikan FHS Rp1.050.000 untuk menempel data dan foto pemesan ke blanko asli.

Sedangkan untuk SP, RWY memberikan Rp800 ribu sebagai imbalan menginput data dan memberikan blanko KTP asli dari dukcapil. Jadi, RWY mendapat keuntungan sebesar Rp650 ribu untuk pengurusan satu KTP aspal. Sedangkan untuk pembuatan buku nikah, R mendapat Rp600 ribu per buku nikah dari RWY. 

“Total sudah 58 dokumen yang diterbitkan sindikat ini. Jadi dia berbeda-beda. Ada KTP, ada buku nikah, ada kartu keluarga. Pemesan ada yang dari luar Riau, namun semua alamatnya digunakan dari Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis,” ujar Kombes Ade.(***)

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.