PADANG - Infrastruktur di kawasan Puncak Anai, salah satu jalur utama penghubung antarwilayah di Sumatera Barat, kini berada dalam kondisi memprihatinkan.
Jalan utama yang membelah kawasan ini nyaris terputus, memunculkan keresahan di tengah masyarakat dan ancaman serius bagi keselamatan pengguna jalan.
Wakil Ketua DPRD Sumatera Barat, Nanda Satria, menyuarakan keprihatinannya dan mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah konkret.
Menurut Nanda, kerusakan jalan di Puncak Anai tidak bisa lagi dipandang sebelah mata. Ia menilai bahwa kondisi tersebut bukan sekadar soal infrastruktur, melainkan menyangkut keselamatan jiwa masyarakat.
Setiap hari, ribuan kendaraan, baik kendaraan pribadi, umum, maupun kendaraan logistic, melintasi jalur ini. “Ini darurat. Kalau tidak segera ditangani, potensi kecelakaan akan terus meningkat,” tegasnya.
Ia menambahkan, jalan Puncak Anai bukan hanya akses fisik antarwilayah, tetapi juga menjadi urat nadi aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat sekitar.
Menurutnya, kerusakan jalan secara langsung menghambat mobilitas warga, menurunkan kualitas hidup, dan memperbesar risiko keterisolasian daerah-daerah yang bergantung pada jalur tersebut.
Lebih lanjut, Nanda menyoroti potensi bencana yang bisa timbul jika kondisi ini dibiarkan tanpa penanganan. Kawasan Puncak Anai, yang berada di kawasan perbukitan dan memiliki kontur geografis yang rawan, sangat rentan terhadap bencana longsor, terutama saat musim hujan.
“Kalau akses utama ini sampai benar-benar putus, bukan hanya kendaraan yang terganggu. Distribusi logistik, layanan kesehatan, bahkan pendidikan akan lumpuh. Ini akan menjadi bencana sosial dan ekonomi,” ungkapnya.
Nanda menegaskan, penanganan terhadap kondisi ini harus dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan. Ia menilai bahwa solusi tambal sulam atau penanganan darurat tidak akan menyelesaikan akar masalah.
“Dinas PUPR Provinsi harus segera bertindak. Ini bukan hanya soal tambal jalan rusak, tapi butuh pendekatan jangka panjang, konstruksi yang kuat, sistem drainase yang baik, dan mitigasi risiko bencana,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat dalam menangani permasalahan ini. Menurutnya, solusi infrastruktur seperti ini membutuhkan anggaran dan koordinasi lintas sektor.
Selain menyuarakan tuntutan kepada pemerintah, Nanda juga mengimbau para pengguna jalan untuk lebih berhati-hati saat melintasi Puncak Anai, terutama pada malam hari atau saat cuaca buruk.
Ia juga menyayangkan lemahnya komunikasi dan koordinasi antarinstansi terkait dalam menangani isu jalan rusak. Menurutnya, penanganan jalan rusak sering kali terlambat dan baru dilakukan setelah terjadi kecelakaan atau protes warga.
Nanda Satria menegaskan, perbaikan jalan di Puncak Anai harus dipandang sebagai investasi jangka panjang yang memberikan dampak luas bagi masyarakat.
Selain meningkatkan konektivitas, jalan yang baik juga mendukung pengembangan ekonomi lokal dan memperkuat daya saing daerah. (***)
Posting Komentar