Latest Post


PADANG - Polisi masih mendalami kasus kebakaran pabrik karet milik PT Teluk Luas di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) yang terjadi pada Minggu (18/5/2025) siang hingga tengah malam.

Penyelidikan telah dimulai dengan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kebakaran. Olah TKP ini dilakukan tim Inafis dari Polda Sumbar dan Polresta Padang pada Senin (19/5/2025).

Tindakan ini baru bisa dilakukan setelah api dapat dipadamkan oleh personel pemadaman kebakaran selama kurang lebih 17 jam.

"Tim Inafis melakukan olah TKP untuk mendalami penyebab kebakaran. Ada dari Polda dan Polres," ujar Kapolsek Lubuk Begalung, Kompol Robby Setiadi Purba, Senin (19/5/2025).

Robby mengatakan bahwa pihak kepolisian juga telah mensterilkan area lokasi kebakaran. Garis polisi telah dipasang, sehingga pihak tidak berkepentingan dilarang memasuki.

"Hari ini kami memastikan pascakebakaran TKP benar-benar steril dan kami pastikan lagi tidak ada pihak-pihak memasuki TKP," katanya.

Sampai saat ini, polisi belum bisa memastikan sumber api hingga menyebabkan kebakaran dua gudang yang berisikan karet mentah tersebut.

Robby memastikan perkembangan penyelidikan akan segera disampaikan. Sejumlah saksi telah dimintai keterangan, namun ia tidak merinci.

"Sudah kami pulbaket untuk dimintai keterangan, sudah dipanggil oleh Polresta Padang. Sementara sumber api masih didalami, nanti kami sampaikan," katanya.

Selain tim Inafis, tim laboratorium dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang juga melakukan pengecekan di lokasi kebakaran.

Dijadwalkan juga, pada Selasa (20/5/2025), tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polri juga akan melakukan pengecekan.

Kebakaran Hebat yang Sulit Dipadamkan

Sebelumnya diberitakan, kebakaran hebat melanda pabrik karet milik PT Teluk Luas yang terletak di Jalan By Pass, kawasan Lubuk Begalung, Kota Padang.

Peristiwa kebakaran yang mengejutkan ini terjadi sekitar pukul 12.00 WIB, Minggu (18/5/2025). Hal ini memicu kepanikan warga sekitar.

Akses jalan By Pass yang merupakan penghubung kawasan Teluk Bayur menuju Bandara Internasional Minangkabau (BIM) dialihkan.

Kapolsek Lubuk Begalung, Kompol Robby, menyampaikan bahwa hingga saat ini pihak kepolisian belum bisa memastikan apakah ada korban luka maupun korban jiwa dalam kebakaran tersebut.

"Belum bisa dipastikan apakah ada korban atau tidak. Mudah-mudahan tidak ada," kata Robby kepada awak media di lokasi.

"Beberapa warga yang tinggal di sekitar area pabrik telah dievakuasi sebagai langkah antisipasi. Saat ini petugas damkar fokus memadamkan api," ujar Robby di lokasi," sambungnya.

Proses pemadaman api dilakukan oleh petugas pemadam kebakaran dari berbagai unit yang silih berganti memasuki kawasan pabrik.

Namun, besarnya kobaran api dan banyaknya bahan mudah terbakar di dalam pabrik, membuat petugas pemadam kebakaran (damkar) kewalahan.

Robby juga menyampaikan bahwa pihak kepolisian telah melakukan sterilisasi area di sekitar lokasi kebakaran agar masyarakat menjauh.

"Kami berupaya bersama damkar agar api tidak meluas. Yang pasti lokasi kami steril," katanya.

Tim gabungan pemadam kebakaran masih berjibaku memadamkan api yang berkobar hebat membakar pabrik karet tersebut.

Tidak hanya dari Dinas Pemadam Kebakaran Kota Padang, armada damkar yang dikerahkan ke lokasi kebakaran berasal dari beberapa kabupaten dan kota.(***)


PADANG - Kebakaran melanda pabrik karet PT Teluk Luas yang berada di Tanjung Saba Pitameh Nan XX Kota Padang pada Minggu (18/05/2025) siang.

Pemadam kebakaran kota Padang saat ini sudah berada di lokasi untuk memadamkan api.

Terdengar ledakan beberapa kali dari dalam Pabrik yang terbakar tersebut. Beberapa ambulance telah di siagakan di lokasi kebakaran.

Untuk info penyebab serta kerugian masih dalam penyelidikan.

Salah seorang saksi mata yang juga petugas kebersihan di PT Teluk Luas, Nita mengungkap dugaan awal penyebab kebakaran yang menimpa pabrik karet tersebut pada Minggu siang pukul 12.22 WIB.

"Kebakaran itu awalnya dari tabung gas yang berfungsi sebagai pengemasan karet," kata Nita, salah seorang saksi mata di lokasi kejadian kebakaran PT Teluk Luas, di Kota Padang, Minggu.

Nita menduga tabung gas pengemasan atau pengepakan karet tersebut masih dalam kondisi hidup atau belum dimatikan. Namun ia tidak mengetahui pasti penyebab yang memicu tabung gas itu sehingga timbul kebakaran.

Ketika api mulai membakar lima kotak karet mentah, lanjutnya, para karyawan langsung berusaha memadamkan api dengan menggunakan racun api. Namun upaya itu tidak berhasil karena kobaran api semakin membesar.

"Jadi sudah terbakar lima petak karet dan api semakin membesar, tidak sanggup lagi dipadamkan dengan racun api," ujarnya.

Ia menceritakan kebakaran tersebut terjadi pada saat para karyawan sedang beristirahat. Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Padang juga mengonfirmasi tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

Sementara itu Kepala Damkar Kota Padang Budi Payan mengatakan mengerahkan seluruh personel dan unit mobil untuk memadamkan kobaran api yang membakar pabrik karet di kawasan Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang.

Budi mengatakan informasi kebakaran diterima pihaknya dari PT Teluk Luas pukul 12.22 WIB bahwa ada kebakaran di pabrik karet tersebut. Damkar setempat langsung bergerak cepat untuk membantu memadamkan kobaran api.

Hingga saat ini petugas masih berjibaku memadamkan kobaran api yang terus membakar gudang pabrik karet milik PT Teluk Luas. Selain Damkar Kota Padang, Damkar Kota Padang Panjang, Solok, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kota Pariaman juga turut membantu memadamkan api.

Selain memadamkan api, Damkar Kota Padang juga berkoordinasi dengan pihak camat setempat untuk melokalisir masyarakat yang tinggal di sekitar pabrik karet. Sebab, dikhawatirkan kondisi api terus meluas dan menjalar ke arah pemukiman warga.

"Kami memindahkan sementara warga yang tinggal di dekat lokasi kebakaran demi mencegah jatuhnya korban jiwa," ujar dia.(***)



PADA 1653, Georg Eberhard Rumphius seorang ahli botani kelahiran Jerman sampai ke Ambon pada tahun 1653 setelah berbulan-bulan berlayar dari Portugal.

Usai mengitari Selat Magelhaens, terombang-ambing ganasnya Samudera Atlantik, ia tiba di wilayah yang hanya ia kenal dari mulut ke mulut.

Rumphius turun sebagai tentara yang ditugaskan menjaga keamanan Ambon dalam waktu tak ditentukan. Sehari-hari ia mengawasi penduduk dan mendukung proses eksploitasi rempah-rempah oleh VOC.

Namun, kerja Rumphius dinilai tidak becus oleh otoritas VOC.Dia malah sibuk mempelajari alam dan masyarakat Ambon, bukan memanggul dan mengokang senjata. Alhasil, dia pun dipindah ke dinas sipil.

Pemindahan ini disambut baik dan membuat Rumphius mempelajari alam dan kebudayaan. Sampai akhirnya, upaya ini membuat Rumphius tercatat dalam sejarah sains sebagai naturalis ternama. Dia kemudian menuliskan pengamatannya soal alam dalam buku tebal berjudul Herbarium Amboinense.

Pemindahan ini disambut baik dan membuat Rumphius mempelajari alam dan kebudayaan. Sampai akhirnya, upaya ini membuat Rumphius tercatat dalam sejarah sains sebagai naturalis ternama. Dia kemudian menuliskan pengamatannya soal alam dalam buku tebal berjudul Herbarium Amboinense.

Buku itu tak hanya berisi makhluk hidup, tetapi juga ihwal kesaksiannya soal bencana alam dahsyat di Ambon pada Sabtu, 17 Februari 1674. Hari itu, Rumphius bekerja seperti biasa dari matahari terbit hingga tenggelam.

Tak ada keanehan apapun sampai akhirnya jam menunjukkan pukul 19.30 waktu setempat. Tak ada angin dan hujan, lonceng-lonceng di Kastil Victoria, Ambon, bergerak dan berdentang sendiri. Banyak orang, termasuk Rumphius, bertanya-tanya atas apa yang terjadi. Namun, itu semua teralihkan oleh tanah yang bergerak bak air.

"Orang berjatuhan ketika tanah bergerak naik turun seperti lautan. Begitu gempa mulai menggoyang, seluruh garnisun, kecuali beberapa orang yang terperangkap di atas benteng, mundur ke lapangan di bawah benteng," ungkap Rumphius.

Mereka pergi ke lapangan besar harapan bisa selamat. Sayang, itu salah. Selang beberapa detik, air laut tiba-tiba naik ke daratan. Praktis, semua orang lari tunggang-langgang ke tempat lebih tinggi untuk menyelamatkan diri.

"Air itu sedemikian tinggi hingga melampaui atas rumah dan menyapu bersih desa. Batuan koral terdampar jauh dari pantai," kenang Rumphius.

Pria kelahiran 1 November 1627 itu jadi sedikit orang yang bisa berlari kencang ke tempat lebih tinggi. Sementara ada 2.322 orang lain di Ambon dan Pulau Seram tertimbun reruntuhan dan tergulung air laut. Dua dari ribuan korban meninggal ada istri dan anak perempuan Rumphius.

Gempa dan Tsunami Dahsyat Sepanjang Sejarah

Ratusan tahun setelah gempa, kesaksian Rumphius membuka tabir sejarah bencana alam di Indonesia. BMKG menyebut cerita tersebut menjadi yang pertama dalam sejarah dan catatan tsunami tertua di Nusantara.

"Gempa Ambon 1674 merupakan gempa dan tsunami dahsyat yang pertama dalam catatan Nusantara," ungkap Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam webinar "Peringatan Tsunami Ambon 1674", Selasa (18/2/2025).

Dalam penelitian kontemporer diketahui gempa tersebut diperkirakan memiliki kekuatan sebesar M7,9 dan sangat merusak. Bukan hanya diakibatkan getaran gempa, tetapi juga soal dampak lanjutannya.

Gempa membuat tanah Ambon mengalami likuifaksi atau hilangnya kekuatan tanah akibat getaran gempa bumi. Tanah pun menghisap segala sesuatu di atasnya. Ini dibuktikan oleh cerita Rumphius soal "tanah bergerak naik turun seperti lautan".

Soal tsunami diperkirakan memiliki ketinggian 100 meter yang menggulung Ambon. Daryono menyebut tsunami ekstrem di Ambon tak hanya disebabkan oleh getaran semata, tapi juga faktor lain, yakni tanah longsor pantai yang dipicu gempa.

"Kalau kita melihat kasus-kasus tsunami di Indonesia. (Misalkan) kita lihat tsunami Flores 1992, kalau hanya murni melihat magnitudo sebesar 7,8 Skala Magnitudo, itu tidak sedahsyat itu tsunaminya sampai 30 meter dan melompati pulau babi. Bahkan Tsunami Aceh kalau melihat magnitud tak sebesar itu. Artinya sumbangan signifikan terbentuknya tsunami adalah longsoran pantai," tutur Daryono.

Dengan demikian, Tsunami Ambon 1674 menjadi bukti bahwa longsor merupakan sumber bahaya tsunami penting di Indonesia. Sebab, tsunami-tsunami setelahnya di era modern, banyak disebabkan oleh gempa yang diikuti longsoran pantai.

Hal ini menjadikan Tsunami Ambon 1674 yang menghasilkan gelombang setinggi 100 meter gelombang terbesar sepanjang sejarah Nusantara.(***)


PADANG - Menyusul penyitaan beberapa wahana di Pantai Airmanis oleh Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumatera Barat yang diduga berkaitan dengan kasus korupsi pengalihan dana operasional Bus Trans Padang, Pemerintah Kota Padang memberikan klarifikasi terkait kabar yang beredar.

Penyitaan tersebut memicu berbagai spekulasi di tengah masyarakat, terutama mengenai kepemilikan aset yang disita dan keterlibatan instansi pemerintah daerah dalam kasus tersebut.

Dilansir padek.jawapos.com, Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang, Yudi Indra Syani kepada Padang Ekspres Kamis (15/5/2025) menegaskan, wahana yang disita oleh pihak Kejati Sumbar bukan aset milik Pemerintah Kota Padang.

Yudi menegaskan bahwa wahana tersebut tidak tercatat dalam data kepemilikan aset Pemko Padang, termasuk di lingkungan Dinas Pariwisata.

“Jadi, terkait dengan wahana yang disita tersebut, perlu kami klarifikasi bahwa itu bukan aset milik Pemko Padang, dalam hal ini juga bukan berada dalam kewenangan Dinas Pariwisata. Kami tegaskan bahwa aset tersebut merupakan milik pihak ketiga, yaitu Perumda Padang Sejahtera Mandiri (PSM),” jelas Yudi.

Ia juga menyampaikan, Dinas Pariwisata telah dikonfirmasi sebelumnya oleh pihak PSM terkait kehadiran tim Kejati Sumbar dan penyitaan yang dilakukan.

Menurutnya, penyitaan ini merupakan bagian dari proses hukum yang sepenuhnya berada dalam ranah kewenangan Aparat Penegak Hukum (APH).

“Terkait hadirnya Kejati Sumbar kemarin, juga sudah dikonfirmasikan kepada kami oleh PSM. Maka dari itu, kami tegaskan sekali lagi bahwa penyitaan tersebut tidak berdampak langsung terhadap Dinas Pariwisata, karena aset itu sendiri bukan milik dinas kami,” tambah Yudi.

Sebagai tindak lanjut, Padang Ekspres juga mencoba menghubungi pihak PSM, dalam hal ini Direktur PSM, Alvino Marta, untuk mendapatkan klarifikasi dari pihak yang disebut sebagai pemilik wahana.

Namun, hingga berita ini diturunkan, yang bersangkutan belum dapat dikonfirmasi baik melalui sambungan telepon maupun kanal komunikasi lainnya.

Diberitakan sebelumnya, Kejati Sumbar melakukan penyitaan terhadap tiga wahana wisata terbengkalai yang berada di kawasan Pantai Airmanis, Kecamatan Padang Selatan, Rabu (14/5/2025).

Ketiga wahana tersebut terdiri dari Taman Kelinci, Taman Bermain, dan Dermaga yang diduga dibangun menggunakan dana hasil penyalahgunaan subsidi operasional Bus Trans Padang serta anggaran internal Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Padang Sejahtera Mandiri (PSM).

Penyitaan dilakukan oleh tim penyidik Kejati Sumbar berdasarkan penetapan Pengadilan Negeri Padang dengan Nomor 2/PenPid.Sus-TPK-GLD/2025/PN Pdg tertanggal 7 Mei 2025.(***)


PESISIRSELATAN - PT PLN (Persero) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung transisi energi bersih di Indonesia. Komitmen tersebut ditunjukkan melalui kunjungan langsung jajaran Manajemen PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Barat ke Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Pelangai Hulu milik PT Dempo Sumber Energi pada Kamis, 15 Mei 2025.

PLTM yang terletak di Nagari Pelangai Gadang, Kecamatan Balai Selasa, Kabupaten Pesisir Selatan ini memiliki kapasitas terpasang sebesar 2 x 4,9 MW dan telah memproduksi lebih dari 13,1 juta kWh hingga April 2025. Energi yang dihasilkan menjadi salah satu sumber pasokan listrik ramah lingkungan bagi masyarakat Sumatera Barat.

Dilansir padek.jawapos.com, kunjungan tersebut dipimpin langsung oleh General Manager PLN UID Sumbar, Ajrun Karim, bersama jajaran manajemen, antara lain Senior Manager Keuangan, Komunikasi, dan Umum Bambang Santoso, Senior Manager Perencanaan Faisal Risa, serta Manajer UP3 Padang Dian Widiana Kuswara.

“Transisi menuju energi bersih membutuhkan sinergi kuat, tidak hanya antar unit di PLN, tapi juga dengan mitra pengembang seperti PT Dempo Sumber Energi,” ujar Ajrun Karim. “Kunjungan ini merupakan bentuk komitmen kami untuk memastikan seluruh lini bergerak bersama menuju sistem kelistrikan yang lebih hijau dan berkelanjutan.”

Lebih dari sekadar pemantauan lapangan, kegiatan ini menjadi bagian dari strategi PLN untuk mempercepat pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT), khususnya di tingkat daerah.

Ajrun menegaskan bahwa Sumatera Barat berperan penting dalam mendukung target nasional menuju transisi energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

“Langkah hari ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk mempercepat transisi energi bersih sesuai rencana strategis PLN. Dari Sumatera Barat, kami berperan aktif mewujudkan sistem kelistrikan yang ramah lingkungan, andal, dan berkelanjutan,” tambahnya.

Manager Site PLTM Pelangai Hulu, Miao Jinping, menyambut baik kunjungan tersebut dan mengapresiasi perhatian PLN terhadap pembangkit yang dikelola pihaknya.

“Kehadiran manajemen PLN menambah semangat dan motivasi kami untuk terus menjaga dan meningkatkan performa pembangkit. Sinergi ini tidak hanya memperkuat keandalan pasokan listrik di daerah, tapi juga menunjukkan bahwa investasi di sektor energi bersih mendapat dukungan penuh,” jelas Miao.

PLN menegaskan bahwa pihaknya akan terus berinovasi dalam meningkatkan keandalan sistem distribusi dan memperluas pemanfaatan energi terbarukan, guna memastikan seluruh masyarakat Indonesia—termasuk di pelosok Sumatera Barat—mendapatkan akses listrik yang andal dan berkelanjutan.(***)


PADANG - Polisi menangkap Kaue Campos Valerio (39 tahun), warga negara asing (WNA) asal Brazil atas kepemilikan narkotika jenis ganja seberat 41,67 gram di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar).

Kaue ditangkap bersama seorang warga negara Indonesia bernama Ardio Ruri Putra Buana (31). Kasus ini terungkap berawal dari temuan paket yang dikirim mengunakan kapal dari Kota Padang.

Paket dibungkus karton tersebut berisikan 1 kotak kurma disertai 1 paket sedang ganja. Saat itu, seseorang menjemput paket barang haram tersebut ke Dermaga.

Kapolres Kepulangan Mentawai, AKBP Rory Ratno mengatakan, awalnya paket dijemput oleh seseorang berinisial AA.

Saat diinterogasi, AA mengaku hanya disuruh menjemput dan ternyata milik seorang WNA.

"Kami amankan warga negara asing ini di home stay miliknya," ujar Rory saat konferensi pers di Mapolda Sumbar, Kamis (15/5/2025).

Dari hasil interogasi, kata Rory, WNA ini mengaku memesan ganja kepada Ardio yang berada di Kota Padang. Polisi kemudian melakukan penangkapan terhadap pelaku kedua.

Barang ganja sudah dipesan untuk digunakan pribadi. Mengetahui jenis narkotika apapun dilarang di Indonesia.

Rory menyebutkan ganja dipergunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dari pengakuan, warga negara asing ini telah mengkonsumsi ganja selama 20 tahun.

"Yang bersangkutan mengetahui bahwa jenis narkotika apapun itu dilarang di Indonesia," imbuhnya.

Terkait keberadaan Kaue di Mentawai, Rory mengungkapkan yang bersangkutan telah cukup lama yakni 1 tahun di daerah tersebut. Bahkan, dia memiliki rumah yang dijadikan home stay.

"Dia seorang surfer. Dia memiliki kitas, ada jangka waktunya, kalau habis diperpanjang," ucap Rory.

Rory menjelaskan untuk kasus kepemilikan ganja ini, penyidik telah mengirimkan SPDP ke kejaksaan. Kasus akan ditangani secara profesional dan tuntas.

Selain itu, lanjutnya, Polres Kepulauan Mentawai juga telah mengirim surat dan berkoordinasi dengan Divisi Hubungan Internasional Polri dan Kedutaan Brasil. Hal ini karena menyangkut warga negara asing.

"Apabila warga negara asing melakukan tindakan pidana mereka harus tunduk dan patuh terhadap undang-undang di wilayah tersebut. Jadi apapun nanti prosesnya dilakukan di Sumbar," tegasnya.(***)


PADANG - Tren kekerasan terhadap anak dan perempuan di Sumatera Barat (Sumbar) masih menunjukkan angka yang mengkhawatirkan.

Data dari Simfoni PPA mengungkapkan bahwa pada tahun 2024, tercatat 721 kasus kekerasan terhadap anak. Meski turun dari 841 kasus pada 2023, angka tersebut tetap lebih tinggi dibandingkan tahun 2022 yang berjumlah 617 kasus.

Jenis kekerasan yang paling sering dilaporkan meliputi kekerasan fisik, psikis, dan seksual. Korban didominasi oleh anak-anak berusia 13 hingga 17 tahun, kelompok usia yang dinilai rentan dan membutuhkan perhatian lebih.

Di sisi lain, kasus kekerasan terhadap perempuan juga menunjukkan peningkatan signifikan. Dari 216 korban pada 2020, jumlahnya naik menjadi 237 korban pada 2023 dan melonjak menjadi 309 korban pada 2024.

Masalah lainnya yang turut menjadi sorotan adalah tingginya angka perkawinan anak. Banyak anak yang menikah di usia dini karena tekanan ekonomi, budaya, serta rendahnya akses terhadap pendidikan.

Padahal, perkawinan anak rentan menimbulkan dampak jangka panjang seperti kekerasan dalam rumah tangga dan gangguan kesehatan reproduksi.

Dilansir padek.jawapos.com, Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, menyampaikan keprihatinannya saat membuka Rapat Koordinasi dan Peningkatan Kapasitas Pengurus Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) se-Sumatera Barat, yang digelar di Auditorium Gubernuran pada Rabu (14/5/2025).

Ia mendorong masyarakat untuk aktif melaporkan setiap kasus kekerasan melalui RT, RW, Satgas, hingga UPTD PPA Provinsi maupun Kabupaten/Kota. 

“Masih banyak kasus kekerasan yang tidak dilaporkan karena stigma di masyarakat. Ini menjadi tantangan kita bersama,” ujarnya.

Rakor menghadirkan tokoh nasional Kak Seto, serta sejumlah narasumber dari instansi terkait seperti Kepala Dinas P2TP2A Sumbar, Ketua P2TP2A Limpapeh Rumah Nan Gadang, dan motivator Hidayatul Taufik. Acara ini dihadiri oleh perwakilan dinas dan lembaga layanan dari seluruh kabupaten dan kota di Sumbar.

Gubernur Mahyeldi juga menekankan pentingnya sinergi lintas sektor. “Kolaborasi akan tercapai jika semua pihak saling menghargai peran, terbuka berdiskusi, dan memiliki visi yang sama. Saatnya kita bergerak bersama, bukan jalan sendiri-sendiri,” tuturnya.

Ketua P2TP2A Sumbar, Hj. Harneli Mahyeldi, dalam laporannya menegaskan bahwa lembaga yang dipimpinnya memiliki peran strategis dalam melindungi dan memberdayakan perempuan dan anak, terutama di tengah perubahan sosial yang cepat.

Ia menilai peningkatan kapasitas pengurus sangat penting agar pelayanan menjadi lebih inovatif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

Kehadiran Kak Seto pun diapresiasi sebagai bentuk dukungan nyata dalam upaya memperkuat perlindungan terhadap kelompok rentan.

“Kehadiran beliau menjadi penyemangat bagi kami semua untuk terus berjuang menciptakan lingkungan yang aman dan ramah bagi perempuan dan anak,” kata Harneli.(***)


PADANG  - Tim Penyidik Khusus dari Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumatra Barat (Sumbar) menyita tiga wahana wisata yang berada di kawasan Pantai Air Manis kota setempat pada Rabu (14/5/2025)

"Penyitaan kami lakukan dalam rangka penyidikan kasus dugaan korupsi yang sedang ditangani," kata Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejati Sumbar M Rasyid, didampingi Kepala Seksi Penyidikan Lexy Fatharani Kurniawan di Padang.

Ia mengatakan kasus tersebut adalah dugaan korupsi penyalahgunaan subsidi operasional Bus Trans Padang dan anggaran internal Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Padang Sejahtera Mandiri (PSM) tahun anggaran 2021.

Kasus tersebut sudah dinaikkan proses hukumnya oleh Kejati Sumbar dari tahap penyelidikan ke tahap penyidikan sejak Januari 2025.

"Jadi penyitaan yang kami lakukan pada saat ini merupakan bagian dari proses pengumpulan alat bukti dalam menyidik kasus," jelas Lexy.

Berdasarkan pantauan di lokasi, ketiga wahana yang disita itu kondisinya tampak terbengkalai dan telah lama tidak beroperasi berupa wahana Taman Kelinci, Taman Bermain, dan Dermaga.

Setelah itu proses penyitaan langsung dilanjutkan oleh tim Penyidik ke kantor Perumda PSM yang berada di kawasan Pantai Air Manis padang.

Lebih lanjut Lexy menerangkan bahwa penyitaan yang dilakukan oleh pihaknya berdasarakan penetapan dari Pengadilan Negeri Padang Nomor 2/PenPid.Sus-TPK-GLD/2025/PN Pdg tertanggal 7 Mei 2025.

Pihak Kejaksaan mengungkapkan bahwa kasus dugaan korupsi itu telah menimbulkan kerugian keuangan negara hingga Rp2,9 miliar, modus yang dilakukan adalah memotong anggaran operasional bus untuk membangun wahana.

"Sampai saat ini proses penyidikan kasus masih terus kami lanjutkan, kami pun sudah mengantongi beberapa nama sebagai calon tersangka," jelasnya.

Ia menegaskan Kejati Sumbar akan segera melakukan penetapan tersangka, serta menelusuri siapa saja yang menikmati aliran dana atas dugaan penyelewengan yang telah merugikan keuangan daerah tersebut.(***)


DHARMASRAYA - Seorang remaja perempuan bernama Angel (18 tahun), tewas di tangan ayah tirinya, Rizal Efendi (43), di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat (Sumbar), Senin (12/5/2025) malam.

Informasinya, korban diketahui dianiaya sang sayah tiri karena memberitahukan keberadaan pelaku ke rentenir. Lantas, pelaku pun diburu penagih utang dari rentenir yang meminjamkannya uang.

Kapolres Dharmasraya, AKBP Purwanto Hari Subekti membenarkan informasi tersebut. Menurutnya, aksi penganiayaan ini terjadi sekitar pukul 19.00 WIB, Senin (12/5/2025), di kediaman orang tua pelaku dilansir suarasumbar.com.

Saat ini, jenazah Angel sedang diautopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Padang.

"Awal mulanya pelaku mempunyai utang dan pelaku dari rumah awal dia tinggal berpindah ke rumah orang tuanya. Terus pihak yang memberikan utang, menagih utang ke anaknya (korban)," ujar Purwanto di Rumah Sakit Bhayangkara Padang, Selasa (13/5/2025).

Lantas, kata Purwanto, karena korban mengetahui keberadaan ayah tirinya, dia pun mengantarkan penagih utang tersebut.

Namun, pelaku marah dan tidak terima diberitahu keberadaannya. Alhasil, terjadilah cekcok mulut antara ayah dan anak tirinya.

"Di situ terjadi cekcok mulut. Dari keterangan saksi, pelaku tidak terima diberitahu berada di rumah yang dia ditempatinya. Cekcok mulut, kemudian pelaku marah dan memukul korban sampai mengakibatkan awalnya korban pingsan," ungkapnya.

Usai pingsan dianiaya, korban sempat dilarikan ke Puskesmas. Malangnya, korban dinyatakan meninggal dunia oleh tim medis.

"Saat ini pelaku melarikan diri dan sudah dilakukan pengejaran. Mudah-mudahan segera pelaku dapat ditangkap. Kalau bisa, pelaku segera menyerahkan diri," katanya.

Purwanto menjelaskan, selama ini korban tinggal bersama ayah kandungnya di Kabupaten Solok. Korban juga menempuh pendidikan yang kini telah SMA. Sedangkan kedua orang tua kandungnya telah bercerai.

"Korban selama ini tinggal bersama ayah kandungnya. Baru-baru ini ke Dharmasraya," pungkasnya.

Histeris Minta Tolong

Detik-detik aksi penganiayaan yang dilakukan pelaku terhadap anak tirinya ini sempat direkam. Namun secara visual tidak jelas karena situasi di lokasi yang sangat gelap.

Namun dari percakapan terdengar suara diduga angel. Ia saat itu berhadapan dengan pelaku.

"Kenapa saya pula yang membayar utang," begitu terdengar suara dari korban yang telah diartikan dalam bahasa Indonesia.

Setelah itu, langsung terjadi penganiayaan. Tidak jelas tindakan seperti apa yang dilakukan pelaku kepada korban. Orang di sekitar, termasuk si penagih utang berteriak minta tolong.(***)

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.