Latest Post



PADANG - Semen Padang FC terus memperkuat pondasi tim jelang Liga 1 musim depan. Terbaru, gelandang bertahan asal Ghana, Alhassan Wakaso, dipastikan tetap menjadi bagian dari skuad Kabau Sirah.

Kabar dipertahankannya Wakaso diumumkan langsung oleh pihak klub pada Sabtu (21/6/2025). "Anda akan senang melihat ini. Alhassan Wakaso bertahan!," begitu punya keterangan klub.

Wakaso melengkapi daftar pemain asing yang dipertahankan pelatih Eduardo Almeida. Dua nama sebelumnya yang sudah lebih dulu diumumkan adalah Filipe Chaby dan Cornelius Stewart, yang juga mendapat perpanjangan kontrak usai tampil konsisten sepanjang musim 2024/2025.

Terkait keputusan mempertahankan ketiga pemain asing tersebut, CEO Semen Padang FC, Win Bernardino, menegaskan langkah ini diambil berkaca kontribusi signifikan yang mereka tunjukkan di musim sebelumnya.

Apalagi, ketiga pemain juga menjadi aktor kunci di balik kepastian bertahannya Semen Padang FC di Liga 1.

"Alasannya karena kami melihat performa mereka musim kemarin memberikan kontribusi yang sangat baik, dan perjuangan mereka bersama tim lainnya berhasil mempertahankan SPFC di Liga 1," ujar Win saat dihubungi Inilah.com Sabtu (21/6/2025).

Selain itu, Win menyebut pentingnya menjaga kestabilan tim, terutama melihat chemistry yang telah terbentuk selama putaran kedua Liga 1 musim lalu.

"Kami berharap kepada coach, tidak terlalu banyak mengubah tim yang tampil di putaran kedua, karena chemistry antar pemain sudah cukup baik," tambahnya.

Serupa dengan Chaby, Wakaso merupakan pemain yang didatangkan klub pada pertengahan musim Liga 1 2024/2025. Kehadiran pemain yang malang-melintang di Liga Portugal itu memberi warna sekaligus nyawa baru bagi tim kebanggan urang awak.

Selama setengah musim, Wakaso tampil sebanyak 12 laga dengan kontribusi satu gol. Wakaso juga menjadi pemain kunci Kabau Sirah saat berhasil menjinakkan Arema FC di partai pamungkas Liga 1 musim lalu.

Semen Padang sendiri mengakhiri kampanye Liga 1 musim lalu dengan bertengger di posisi ke-13. Hasil itu didapat setelah di laga terkahir mereka berhasil menumbangkan Arema 2-0 di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Otomatis, tambahan poin itu membuat tim yang bermarkas di GOR Haji Agus Salim, naik ke peringkat ke-13 dengan 36 poin. Sementara PSS Sleman dan Barito Putra di peringkat ke-16 dan ke-17 dengan 34 poin, sehingga harus rela terdegradasi ke Liga 2 menemani PSIS Semarang, sebagai juru kunci.(***)


BATANGANAI - Kepolisian Resor Padangpariaman berhasil mengamankan seorang terduga pelaku terkait kasus dugaan pembunuhan disertai mutilasi yang menggegerkan warga di sekitar Sungai Batanganai. 

Penangkapan ini menjadi titik terang dalam pengungkapan kasus temuan potongan tubuh manusia yang menghebohkan publik dalam beberapa hari terakhir.

Kapolres Padangpariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir, membenarkan informasi penangkapan tersebut saat dikonfirmasi. "Benar, terduga tersangka pembunuhan mayat mutilasi di Sungai Batanganai sudah ditangkap," ujar AKBP Ahmad Faisol Amir, pada Kamis (19/6/2025).

Senada dengan Kapolres, Kapolsek Batanganai, Iptu Wadriadi, juga membenarkan penangkapan terduga tersangka. Namun, ia menekankan bahwa proses pendalaman masih terus berlangsung untuk mengidentifikasi sejauh mana peran terduga tersangka yang diamankan dalam kasus keji ini. 

"Betul, untuk sementara ini masih kita dalami sejauh mana perannya," kata Iptu Wadriadi.

Penangkapan terduga pelaku dilakukan pada Rabu (18/6/2025) sekitar pukul 18.00 WIB di Nagari Sungaibuluah, Kecamatan Batanganai, Kabupaten Padangpariaman. 

Terduga pelaku diamankan saat sedang berada di luar dan langsung dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Hingga saat ini, pihak kepolisian masih terus mengembangkan kasus dengan mendatangi berbagai lokasi untuk menggali informasi dan bukti tambahan. 

"Untuk sekarang kami lagi jalan, banyak titik yang kembangkan untuk menggali informasinya. Saat ini kami masih melakukan pengembangan kasus ini," tambah Iptu Wadriadi.

Rangkaian Penemuan Potongan Tubuh Gegerkan Warga

Kasus dugaan mutilasi ini mencuat setelah serangkaian penemuan potongan tubuh manusia di beberapa lokasi yang berbeda, dimulai sejak Selasa (17/6/2025). Awalnya, warga Korong Duku, Nagari Kasang, Kecamatan Batanganai, dikejutkan dengan penemuan sesosok mayat tanpa kepala, tangan, dan kaki di tepi Batanganai.

Keesokan harinya, Rabu pagi (18/6/2025), sekitar pukul 06.00 WIB, warga di sekitar Korong Talao Mundam, Nagari Kataping, Kecamatan Batanganai, kembali menemukan potongan kaki kanan manusia di aliran Sungai Batanganai. Penemuan ini semakin memperkuat dugaan adanya kasus mutilasi.

Puncak dari rangkaian penemuan mengerikan ini terjadi pada Rabu (18/6/2025) ketika potongan kepala manusia ditemukan di kawasan Pasar Ikan Muaroanai, Kelurahan Padangsarai, Kecamatan Kototangah, Kota Padang. 

Penemuan potongan kepala ini diduga kuat berkaitan erat dengan kasus mutilasi yang terjadi di wilayah hukum Polsek Batanganai. Potongan kepala tersebut kemungkinan besar merupakan bagian dari jasad yang ditemukan sebelumnya di wilayah Batanganai, melengkapi bagian tubuh yang hilang.

Dengan ditemukannya potongan kepala ini, dugaan kuat bahwa semua potongan tubuh, yang terdiri dari badan, kepala, kaki, dan tangan, berasal dari satu korban yang sama semakin menguat. Seluruh potongan tubuh yang telah ditemukan tersebut telah dibawa ke RS Bhayangkara Padang untuk proses identifikasi lebih lanjut dan autopsi.

Penangkapan terduga pelaku ini diharapkan dapat mengungkap motif di balik tindakan keji ini serta identitas korban dan pelaku lainnya jika ada. Pihak kepolisian berkomitmen untuk menuntaskan kasus ini secepatnya demi memberikan keadilan bagi korban dan ketenangan bagi masyarakat. (***)


BATANGANAI–Warga di sekitar Taman Woles, Batanganai, Kabupaten Padangpariaman, digegerkan oleh penemuan sesosok mayat pada Selasa (17/6/2025) sekitar pukul 10.30 WIB.

Jasad yang ditemukan dalam kondisi tidak utuh di tepi aliran Batanganai, Korong Duku, Nagari Kasang, sontak menarik perhatian dan kini telah ditangani oleh pihak kepolisian. Lokasi penemuan mayat, telah dipasangi garis polisi untuk kepentingan penyelidikan.

Salah seorang warga setempat, Wahyu Alfarel (27), membenarkan adanya insiden tersebut. “Iya, ada penemuan mayat tepatnya di dekat Jembatan Batanganai, Taman Woles. Sekarang lokasi sekitar sudah digaris polisi,” ungkapnya.

Wahyu juga menambahkan bahwa saat ditemukan mayat tersebut sudah mengapung di tepi aliran sungai Batanganai. “Untuk sekarang kondisi mayat sudah terbungkus dan dibawa pihak kepolisian,” katanya.

Sementara itu, Kapolsek Batanganai, Iptu Wadriadi, saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa mayat tersebut ditemukan di tepi sungai sebelum area Taman Woles, berlokasi di Korong Duku Nagari Kasang, Batanganai, Kabupaten Padangpariaman. “Dugaan awal, mayat ini terbawa arus sungai,” ungkap Iptu Wadriadi.

Penemuan mayat bermula ketika seorang warga yang hendak beraktivitas menuju kapal di dermaga masyarakat, tempat kapal nelayan bersandar. Saksi mata tersebut menemukan mayat di tepian sungai, persis di bawah kapal yang bersandar.

Kondisi mayat saat ditemukan sangat mengenaskan dan tidak utuh. Menurut keterangan polisi, bagian kepala, tangan, dan kaki mayat tersebut tidak ditemukan. Hal ini menyebabkan identitas dan jenis kelamin korban belum dapat ditentukan.

“Untuk mayat sekarang sudah kita evakuasi dan kita kirim ke Rumah Sakit Bhayangkara sambil kita mengidentifikasi,” ujar Iptu Wadriadi.

Ia menambahkan bahwa pihaknya masih menunggu hasil identifikasi untuk memastikan lebih lanjut. “Karena dugaan sementaranya kami belum bisa pastikan yang jelas kita temukan mayat tanpa kepala, tangan, dan kaki,” tegasnya.

Pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap identitas korban dan penyebab pasti kematiannya. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak menyebarkan spekulasi yang belum terverifikasi. (***)



PADANG - Ketua DPRD Padang , Muharlion mengapresiasi kegiatan Seminar Umroh Dahsyat yang digelar Safa Marwa Travelindo. Menurutnya kegiatan ini merupakan salah satu strategi pemasaran bisnis tour and travel.

Muharlion menjelaskan, menjamurnya bisnis tour and travel harus diiringi strategi pemasaran. Selain itu, Safa Marwa Travelindo tetap menjaga amanah masyarakat.

"Khusus ibadah haji dan umroh, masyarakat Sumbar dan Padang khusuenua mempunyai keinginan yang sangat tinggi, hal ini sesuai dengan karakter masyarakat Sumbar yang religius," kata Muharlion saat membuka Seminar Umroh Dahsyat, Minggu (15/6/2025).

Melihat antusias masyarakat yang tinggi untuk beribadah haji dan umroh, Muharlion mengingatkan kepada setiap perusahaan tour dan travel yang melebarkan sayap usahanya untuk berbisnis secara islami dan profesional.

"Saya kira Safa Marwa Travelindo memiliki pengalaman yang cukup baik dan kerja yang profesional dalam melayani paket-paket perjalanan ibadah haji dan umroh ini," tuturnya.

Lebih jauh, Muharlion mengajak para pengusaha tour dan travel di Sumbar untuk berkolaborasi dengan pemerintah dalam mensejahterakan rakyat dan memajukan perekonomian.

"Mari kita bersama-sama membangun Kota Padang dengan memantapkan kolaborasi antara pemerintah dan dunia usaha dalam mensejahterakan rakyat dan memajukan perekonomian," tukasnya.

Sementara, Owner Safa Marwa Travelindo, Buyung Kurniawan mengungkapkan, bukan tanpa alasan pihaknya melebarkan sayap di Sumbar

“Selain melihat antusias masyarakat Sumbar yang tinggi terhadap wisata religi, Safa Marwa Travelindo juga berniat untuk memberikan solusi serta mengajak masyarakat di Padang khususnya untuk melaksanakan ibadah umroh dengan mudah tanpa memikirkan atau memusingkan biaya," jelas Buyung.

Buyung mengatakan, Seminar Umroh Dahsyat ini bertujuan agar masyarakat tidak pusing dengan soal biaya umroh. Safa Marwa Travelindo mencarikan solusi berangkat umroh dulu, biaya belakangan.

Seminar Umroh Dahsyat sendiri diwarnai dengan doorprize termasuk doorprize umroh gratis.(***)


BAGANSIAPIAPI - Hari ini, puncak dari iven bakar tongkang di Bagansiapiapi , Rokan Hilir, (Rohil), digelar, Kamis (12/6/2025).

Sebelumnya masyarakat Tionghoa telah mengelar serangkaian kegiatan mulai ritual di klenteng, ritual persiapan replika tongkang dan lain-lain.

Pada Rabu (11/6/2025) kemarin, replika tongkang telah diletakkan di depan Klenteng Ing Hok King setelah diarak-arak dengan menempuh rute tertentu.

Selanjutnya, untuk puncak bakar tongkang, replika tersebut diarak untuk menuju lokasi pembakaran tongkang, Kamis siang.

Nampak sedikit berbeda, dibandingkan biasanya, untuk arak-arakan replika tongkang kali ini baru dimulai sekitar pukul 16.00 WIB. Iringan tersebut disertai dengan ribuan peserta, yang turut mengantarkan replika tongkang tersebut.

Terlihat rombongan berbagai komunitas, marga mengikuti prosesi tersebut. Begitu juga dari klenteng dan berbagai unsur.

Sementara untuk rute yang dilalui mulai dari depan klenteng ke jalan Perdagangan, jalan Peniagaan dan membelok ke lokasi Bakar Tongkang di jalan Perniagaan, Bagansiapiapi.

Di tempat tersebut memang sejak lama menjadi tempat pembakaran replika tongkang, baik yang dilaksanakan dalam kegiatan bakar tongkang yang menjadi iven wisata nasional maupun yang berupa kegiatan-kegiatan lainnya di tingkat klenteng, atau pekong.

Dengan arak-arakan yang disertai ribuan orang, membuat perjalanan yang ditempuh menjadi begitu lambat.

Alhasil, replika tongkang baru sampai di lokasi untuk pembakaran pada sore, sekitar pukul 17.00 WIB. Kegiatan arak-arakan ini terkesan lebih lama dibandingkan biasanya, mengingat biasanya replika tongkang sudah mulai diarak sekitar pukul 14.00 WIB.

Begitu replika tongkang diletakkan di posisi sedikit ujung dari lapangan tersebut, dilakukan pemasangan tiang layar oleh panitia.

Terdapat dua tiang yang berdiri di bagian tengah replika tongkang, yang merupakan tiang utama dan sebuah tiang berukuran lebih pendek.

Setelah tiang terpasang, seperti tradisi yang biasa dilakukan, replika tongkang kemudian dinaiki bersama para pihak yang hadir. Di antaranya Forkopimda Rohil, Bupati H Bistamam, Wabup Jhony Charles, Plh Sekdaprov M Job Kurniawan, Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan, tokoh masyarakat Sugiato dan sejumlah tokoh lainnya.

Beberapa saat di dalam replika tongkang, selanjutnya replika tersebut dibakar. Api menjalar dengan cepat, memakan bagian-bagian replika tongkang yang terbuat dari kayu, dan kertas tersebut.

Dalam waktu singkat, api membesar. Sementara para peserta terus berdoa, mengacungkan-acungkan hio dan ada yang melempar hio yang dari tadi dibawa ke dalam tumpukan kertas sembayang di bawah replika.

Sekitar pukul 17.35 WIB, tiang tongkang yang terbakar nampak tumbang. Diawali dari tiang kecil kemudian tiang utama, dimana kedua-duanya tumbang ke arah barat.

Jika dilihat dari kondisi geografis wilayah di Bagansiapiapi tersebut, maka arah tiang jatuh tersebut dimaknai sebagai tumbang ke arah laut.

Menurut seorang warga, A Yau bahwa arah tumbangnya tiang bagi masyarakat Tionghoa diyakini memberikan petunjuk, bahwa dalam tahun yang berjalan untuk usaha, kerja yang mendatangkan banyak rezeki adalah usaha yang berkaitan dengan aktifitas di laut atau perairan.

Biasanya seperti itu, kalau tumbang ke laut, bagus usaha di laut," katanya. Namun terangnya hal itu sebagai petunjuk, dan terlepas dari itu apapun kegiatan atau usaha yang dilakukan yang penting dijalani dengan sungguh-sungguh.(***)


PADANG - Kabar mengejutkan datang dari kancah sepak bola nasional setelah Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) resmi menjatuhkan sanksi larangan pendaftaran pemain atau "registration bans" kepada klub kebanggaan Sumatera Barat, Semen Padang FC.

Hukuman ini, yang berlaku untuk tiga periode transfer, mulai tercatat dalam daftar FIFA Registration Bans List sejak 9 Juni 2025.

Menanggapi sanksi serius ini, CEO Semen Padang, Win Bernardino, angkat bicara. Ia mengonfirmasi bahwa penjatuhan sanksi oleh badan sepak bola tertinggi dunia tersebut disebabkan oleh permasalahan kompensasi dengan salah seorang pemain asing.

"Iya, ini terkait penyelesaian kompensasi pemain asing yang kami lepas di putaran pertama musim kemarin," ungkap Win sebagaimana dikutip dari JawaPos.com pada Kamis (12/6/2025).

Ia menambahkan bahwa adanya keterlambatan pembayaran dipicu oleh proses administrasi yang terhambat libur panjang di akhir Mei dan awal Juni.

Publik sepak bola Tanah Air sempat dihebohkan dengan konflik terbuka antara penasihat tim Semen Padang, Andre Rosiade, dan pemain asing asal Inggris, Charlie Scott, di media sosial terkait masalah kompensasi.

Namun, Win Bernardino memastikan bahwa kasus sanksi FIFA kali ini bukan terkait dengan Scott, melainkan dengan gelandang serang asal Brasil, Bruno Dybal.

"Bukan (Charlie Scott), tapi Bruno Dybal. Targetnya akhir Juni ini diselesaikan," terang Win. Sebagai informasi, Bruno Dybal hanya tampil dalam 10 pertandingan bersama Semen Padang. Mantan penggawa Persiraja Banda Aceh itu dinilai kurang memberikan kontribusi sehingga dievaluasi dan dilepas pada putaran pertama Liga 1 2024/2025.

Sanksi "registration bans" umumnya diberikan kepada klub yang terbukti melanggar regulasi transfer, seperti tunggakan pembayaran gaji atau kompensasi kepada pemain atau klub lain.

FIFA mempublikasikan daftar klub yang terkena sanksi ini bertujuan untuk menjaga transparansi dan kepatuhan dalam ekosistem sepak bola global, serta menjadi rujukan bagi asosiasi, konfederasi, klub, pemain, hingga agen.

Win Bernardino menegaskan bahwa manajemen Semen Padang akan bergerak cepat untuk menyelesaikan permasalahan ini. Ia juga memastikan bahwa sanksi FIFA tidak akan mengganggu persiapan tim berjuluk Kabau Sirah tersebut dalam menyongsong Liga 1 musim 2025/2026.

"Insya Allah SPFC akan segera menyelesaikan masalah ini sesuai dengan rencana pembayaran kita terkait kompensasi ini. Jadi hal ini tidak perlu dikhawatirkan dan tidak menganggu persiapan kita untuk musim 2025/2026," pungkas Win, optimis.(***)


SAAT berkendara, lampu sein menjadi bagian penting karena berfungsi memberi tanda ke pengendara lain. Namun, di Indonesia, banyak orang justru menyebut lampu sein dengan istilah lain yaitu riting.

Di beberapa daerah, istilah "riting" untuk menyebut lampu sein sudah cukup melekat dalam percakapan sehari-hari. Kendati demikian, masih banyak yang mempertanyakan asal usul terciptanya istilah ini.

Penasaran kenapa lampu sein disebut riting? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di artikel ini!

Di Indonesia, lampu sein mulai dikenal sejak masa kolonial Belanda saat mobil dan sepeda motor diperkenalkan. Selanjutnya, lampu ini justru disebut dengan riting. Penyebutan ini dipengaruhi oleh bahasa daerah, budaya, serta kebiasaan masyarakat setempat.

Sebutan lampu sein dan riting kerap digunakan di Indonesia untuk menyebut lampu penunjuk arah kendaraan. Kata sein sendiri berasal dari bahasa Inggris sign yang berarti tanda. Kata ini pun diserap dalam bahasa Indonesia sebagai bagian dari istilah otomotif.

Sementara itu, riting sendiri merupakan adaptasi dari bahasa Belanda richting yang berarti arah. Pengaruh kolonial Belanda di Indonesia membawa banyak kosakata baru ke dalam bahasa lokal. Kata richting kemudian diserap ke dalam bahasa Jawa menjadi riting. 

Namun, ada pula teori lain yang turut menjelaskan asal-usul istilah riting. Menurut penulis dan budayawan Bali, I Wayan Juniartha, julukan riting berasal dari suara lampu sein yang berbunyi "rit-rit-rit". Suara ini dianggap mirip dengan suara burung pipit yang dalam bahasa lokal disebut riting. Oleh karena itu, masyarakat Bali juga menyebut lampu sein dengan nama riting.

Kendati demikian, penggunaan istilah riting tidak hanya di Jawa dan Bali saja, tetapi juga dominan di beberapa wilayah Sumatra. Misalnya, di Sumatera Utara, khususnya Medan dan Aceh, masyarakat lebih akrab dengan sein

Meskipun istilah sein dan riting memiliki asal-usul berbeda, keduanya merujuk pada benda yang sama, yakni lampu sign kendaraan. Lampu ini berperan penting sebagai alat komunikasi antar pengendara untuk memberi sinyal saat berbelok atau berpindah jalur.

Menariknya, perbedaan istilah ini juga mencerminkan keragaman bahasa di Indonesia. Pengaruh bahasa asing dan adaptasi lokal menghasilkan variasi dalam penyebutan komponen kendaraan. Hal ini menambah kekayaan linguistik dalam konteks otomotif di Indonesia.

Itulah alasan kenapa lampu sein disebut riting di beberapa daerah. Pengaruh bahasa asing dan budaya lokal ternyata yang menjadi latar belakang munculnya istilah riting yang populer hingga sekarang.(***)


PADANG '- Warga Kelurahan Rawang, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), digemparkan dengan penemuan mayat seorang wanita lanjut usia (lansia) pada Selasa (10/6/2025), sekitar pukul 12.02 WIB siang.

Korban diketahui bernama Darmiati (70), seorang ibu rumah tangga yang tinggal sendiri di Komplek Jondul Blok Z.

Penemuan mayat lansia ini sontak membuat heboh warga sekitar dan memicu kerumunan, hingga dilaporkan ke pihak berwajib.

Kapolresta Padang, AKBP Apri Wibowo, mengatakan bahwa pihaknya langsung menerjunkan personel ke lokasi kejadian untuk penanganan awal dan penyelidikan.

"Kami langsung mengerahkan personel ke lokasi kejadian untuk melakukan penanganan serta penyelidikan," ujar AKBP Apri Wibowo.

Tim yang dikerahkan tidak main-main, terdiri dari Unit Identifikasi Satuan Reserse Kriminal yang dipimpin Ipda Doni Kurniawan, personel Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) di bawah arahan Kepala Unit III Ipda Hidayatul Akmal, serta jajaran Kepolisian Sektor (Polsek) setempat.

Tim gabungan ini segera melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mengamankan area sekitar penemuan jenazah.

Petugas juga langsung meminta keterangan dari para saksi mata yang berada di lokasi saat kejadian.

Informasi awal menunjukkan bahwa korban, Darmiati, memang tinggal seorang diri di rumah tersebut. Kondisi ini sering kali menjadi perhatian tersendiri dalam kasus-kasus kematian mendadak, terutama pada kelompok lansia.

AKBP Apri Wibowo mengatakan bahwa hingga saat ini, kepolisian masih terus melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap penyebab pasti kematian Darmiati.

Jenazah sudah dievakuasi dari lokasi dalam rangka pemeriksaan lebih lanjut oleh tim medis serta forensik, penyelidikan juga terus berjalan," jelasnya.

Proses evakuasi jenazah dilakukan dengan sangat hati-hati untuk menjaga keaslian bukti. Pemeriksaan medis dan forensik, termasuk autopsi jika diperlukan, diharapkan dapat memberikan kejelasan mengenai apakah ada unsur pidana di balik peristiwa tragis ini ataukah ini murni karena sebab alamiah.

Kasus penemuan mayat di Padang ini menjadi pengingat pentingnya perhatian terhadap sesama, terutama para lansia yang hidup sendiri.

Di tengah kepadatan kota dan kesibukan masyarakat, seringkali tetangga atau kerabat kurang menyadari kondisi kesehatan atau keberadaan seseorang yang tinggal sendirian.(***)

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.