Delapan Fakta Kalajengking yang Jarang Diketahui


KALAJENGKING mungkin terlihat menakutkan karena racunnya yang mematikan. Namun hewan ini menyimpan banyak fakta unik yang jarang diketahui. Dari kemampuannya bertahan hidup di lingkungan ekstrem hingga cara berkembang biaknya yang menarik, berikut sejumlah fakta menarik tentang kalajengking dirangkum dari National Geographic, Times of India, dan Treehugger.

1. Telah Menghuni Bumi Ratusan Juta Tahun

Kalajengking termasuk dalam kelas Arachnida dan berkerabat dekat dengan laba-laba, tungau, serta caplak. Meski kerap diasosiasikan sebagai hewan gurun, kalajengking juga hidup di berbagai tempat lain seperti hutan Brasil, wilayah British Columbia, Carolina Utara, bahkan di kawasan pegunungan Himalaya.

Sebagai arthropoda yang kuat dan mampu beradaptasi dengan baik, kalajengking telah menghuni bumi selama ratusan juta tahun dan dikenal sebagai makhluk yang memiliki daya tahan luar biasa.

2. Beberapa Kalajengking Bisa Hidup Tanpa Makan Setahun

Kalajengking umumnya memangsa serangga, tetapi mereka memiliki pola makan yang beragam. Pola makan ini menjadi salah satu faktor utama kemampuan kalajengking bertahan di lingkungan ekstrem. Saat menghadapi kelangkaan makanan, kalajengking mampu menurunkan laju metabolisme hingga sepertiga dari tingkat normal arthropoda.

Kemampuan ini memungkinkan beberapa spesies bertahan hidup dengan konsumsi oksigen yang sangat minim, bahkan cukup dengan memakan satu serangga dalam setahun. Meskipun metabolisme mereka menurun, kalajengking tetap sigap dan mampu bergerak cepat untuk berburu ketika kesempatan datang.

3. Mampu Hidup di Lingkungan Ekstrem 

Dalam sebuah penelitian, kalajengking pernah dibekukan selama semalam, lalu diletakkan di bawah sinar matahari keesokan harinya. Kalajengking berhasil mencair dan kembali bergerak. Meski demikian, ada satu kebutuhan utama bagi kelangsungan hidup kalajengking,

Sebagai hewan penggali, kalajengking membutuhkan tanah yang gembur. Karena itu, di daerah yang tertutup lapisan es permanen (permafrost) atau ditumbuhi vegetasi padat yang menghalangi akses ke tanah, kalajengking cenderung tidak dapat bertahan hidup.

4. Kalajengking Menari sebelum Kawin

Kalajengking menjalani ritual kawin yang rumit, yang dikenal dengan promenade a deux (secara harfiah berarti "berjalan berdua"). Proses ini dimulai ketika kalajengking jantan dan betina melakukan kontak fisik. Kalajengking jantan akan menggandeng betina dengan pedipalpusnya dan membimbing melakukan gerakan maju-mundur.

Gerakan ini dilakukan dengan anggun hingga menemukan lokasi yang sesuai untuk meletakkan spermatofor. Setelah sperma dikeluarkan, jantan akan memandu betina ke tempat tersebut dan membantu memposisikan alat kelamin betina agar dapat menerima sperma.

habitat alami, pejantan biasanya segera menjauh setelah proses perkawinan selesai. Namun, dalam kondisi penangkaran, betina sering kali memangsa pejantan karena kelelahan akibat "tarian kawin" tersebut.

5. Kalajengking Memancarkan Cahaya di Bawah Sinar UV

Penyebab pasti mengapa kalajengking dapat bersinar di bawah sinar ultraviolet masih menjadi topik yang diperdebatkan oleh para ilmuwan. Kutikula atau lapisan kulit terluar kalajengking menyerap sinar UV, kemudian memantulkannya sebagai cahaya yang dapat terlihat oleh mata manusia.

Fenomena ini sangat membantu para peneliti karena dengan bantuan lampu UV, kalajengking bisa dengan mudah ditemukan di malam hari. Jika sebelumnya hanya sekitar 600 spesies kalajengking yang tercatat, kini jumlahnya hampir mencapai 2.000 spesies. Peningkatan ini sebagian besar didukung oleh pemanfaatan cahaya ultraviolet dalam penelitian. 

6. Kalajengking Melahirkan Anak Hidup

Tidak seperti kebanyakan arachnida dan hewan tak bertulang belakang lainnya, kalajengking berkembang biak secara vivipar, yaitu dengan melahirkan anak secara langsung, bukan dengan bertelur di luar tubuh. Masa kehamilan bervariasi tergantung spesies, berkisar antara dua hingga delapan belas bulan setelah kawin.

Anak kalajengking yang baru lahir memiliki bentuk menyerupai induknya, berukuran kecil dengan tubuh putih dan lunak. Begitu lahir, mereka segera naik ke punggung sang induk yang akan melindungi mereka dengan sangat agresif hingga waktunya mereka hidup mandiri.

7. Beberapa Anak Kalajengking Diasuh Hingga Dua Tahun

Pada banyak jenis kalajengking, anak-anak yang baru lahir akan menyerap nutrisi dari kantung kuning telur selama berada di punggung induknya, lalu turun beberapa hari setelah menjalani pergantian kulit pertama. Namun, pada spesies tertentu, induk kalajengking aktif berburu dan memberikan makanan kepada anak-anaknya. Dalam situasi ini, anak kalajengking dapat tetap diasuh oleh induknya hingga jangka waktu dua tahun.

8. Racun Kalajengking Mengandung Puluhan Jenis Toksin

Setiap kalajengking memiliki racun, tetapi kandungan racun tersebut bervariasi dan kompleks. Dari sekitar 1.500 spesies yang telah diidentifikasi, sekitar 25 spesies yang diketahui berpotensi mematikan bagi manusia.

Meskipun jumlahnya hanya sekitar 2 persen, spesies tersebut bisa menjadi ancaman serius di wilayah yang memiliki keterbatasan akses terhadap layanan medis. Beberapa di antaranya yang paling berbahaya adalah deathstalker dari Afrika Utara dan Timur Tengah, kalajengking merah asal India, serta kalajengking berekor gemuk dari wilayah Arab.

Satu individu kalajengking dapat memproduksi racun yang mengandung puluhan senyawa beracun, termasuk neurotoksin, kardiotoksin, nefrotoksin, dan toksin hemolitik, disertai zat kimia lainnya seperti histamin, serotonin, dan triptofan.

Beberapa racun lebih efektif terhadap mangsa tertentu, seperti serangga atau hewan bertulang belakang. Racun ini digunakan kalajengking baik untuk melumpuhkan mangsa maupun mempertahankan diri dari pemangsa seperti kelabang, burung, kadal, atau mamalia kecil.(***)

Kalajengking, Obat Herbal

Label:

Posting Komentar

[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.