PEKANBARU – Politeknik Pengadaan Nasional menggelar Seminar Nasional bertema “Kebijakan Publik, Talenta Pengadaan, dan Kewirausahaan Sosial dalam Pengadaan Berkelanjutan” di Hotel Pangeran Pekanbaru, Kamis (4/12/2025).
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Plt Kepala Biro Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ), Gunawan Agusrianto.
Dalam sambutannya, Gunawan menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan akademik yang dinilai penting untuk memperkuat kapasitas SDM pengelola pengadaan di Indonesia.
"Kami mengapresiasi Politeknik Pengadaan Nasional yang mengadakan Seminar Nasional ini. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan keterampilan kita dalam bidang pengadaan, terutama dalam menciptakan tenaga pengadaan berkelanjutan,” kata Gunawan.
Ia menekankan bahwa pengadaan berkelanjutan memiliki dampak besar terhadap lingkungan, sosial, dan ekonomi. Karena itu, peningkatan kompetensi SDM pengadaan menjadi kebutuhan mendesak.
“Pengadaan berkelanjutan adalah aspek penting karena mampu memberikan dampak positif. Kita perlu meningkatkan kapasitas dan kompetensi tenaga pengadaan untuk menghadapi tantangan ke depan. Semoga seminar ini memberikan manfaat dalam upaya penguatan pengadaan di Provinsi Riau,” tambahnya.
Direktur Politeknik Pengadaan Nasional, Komala Sari, menyampaikan bahwa seminar tahun ini merupakan pelaksanaan kedua dan membawa langkah baru, pembentukan Deklarasi Konsorsium Riset Pengadaan.
Berbeda dengan seminar nasional pertama, tahun ini kami menginisiasi pembentukan konsorsium riset pengadaan. Selama ini riset pengadaan belum dibahas secara mendalam. Kita mulai dari Riau, mengangkat isu-isu utama dan membentuk wadahnya untuk dibawa ke tingkat nasional,” jelasnya.
Anggota konsorsium berasal dari berbagai unsur, mulai dari LKPP, Dikti, Komisi X DPR RI, Pemerintah Provinsi Riau, pimpinan perguruan tinggi swasta, organisasi masyarakat, hingga seluruh pemangku kepentingan pengadaan barang dan jasa.
Komala menegaskan bahwa konsorsium dan MoU yang dibangun terbuka bagi semua pihak yang berkomitmen mengembangkan riset dan kualitas pengadaan nasional.
“Setelah FGD, kita berharap lahir isu-isu strategis yang akan dibahas di tingkat nasional, khususnya terkait pengadaan barang dan jasa di Riau. Deklarasi ini terbuka untuk siapa saja yang ingin berkomitmen,” tuturnya.
Kepala LLDikti Wilayah XVII, Nopriadi, dalam sambutannya menegaskan bahwa tema seminar ini sangat menentukan arah masa depan Indonesia.
“Pengadaan adalah jantung kebijakan. Jika jantung ini kuat, pembangunan negara akan sehat. Jika jantung ini lemah, maka pelayanan publik juga akan ikut lemah,” tegas Nopriadi.
Ia menyebut berbagai tantangan yang masih dihadapi, seperti rendahnya literasi digital di bidang pengadaan, keterbatasan riset, serta regulasi yang terus berkembang.
LLDikti Wilayah XVII membina 92 perguruan tinggi di Riau dan Kepulauan Riau, dan Politeknik Pengadaan Nasional menjadi satu-satunya perguruan tinggi vokasi yang secara khusus menyiapkan SDM pengadaan.
“Politeknik Pengadaan Nasional hadir sebagai kampus vokasi pertama yang fokus menyiapkan SDM pengadaan. Talenta pengadaan hari ini harus memiliki kompetensi kuat, melek teknologi dan digital, menjunjung integritas, dan mampu memimpin proses pengadaan secara akuntabel,” pungkasnya.(***)


Posting Komentar