Kenapa Lampu Sein Disebut Riting? Begini Sejarahnya


SAAT berkendara, lampu sein menjadi bagian penting karena berfungsi memberi tanda ke pengendara lain. Namun, di Indonesia, banyak orang justru menyebut lampu sein dengan istilah lain yaitu riting.

Di beberapa daerah, istilah "riting" untuk menyebut lampu sein sudah cukup melekat dalam percakapan sehari-hari. Kendati demikian, masih banyak yang mempertanyakan asal usul terciptanya istilah ini.

Penasaran kenapa lampu sein disebut riting? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di artikel ini!

Di Indonesia, lampu sein mulai dikenal sejak masa kolonial Belanda saat mobil dan sepeda motor diperkenalkan. Selanjutnya, lampu ini justru disebut dengan riting. Penyebutan ini dipengaruhi oleh bahasa daerah, budaya, serta kebiasaan masyarakat setempat.

Sebutan lampu sein dan riting kerap digunakan di Indonesia untuk menyebut lampu penunjuk arah kendaraan. Kata sein sendiri berasal dari bahasa Inggris sign yang berarti tanda. Kata ini pun diserap dalam bahasa Indonesia sebagai bagian dari istilah otomotif.

Sementara itu, riting sendiri merupakan adaptasi dari bahasa Belanda richting yang berarti arah. Pengaruh kolonial Belanda di Indonesia membawa banyak kosakata baru ke dalam bahasa lokal. Kata richting kemudian diserap ke dalam bahasa Jawa menjadi riting. 

Namun, ada pula teori lain yang turut menjelaskan asal-usul istilah riting. Menurut penulis dan budayawan Bali, I Wayan Juniartha, julukan riting berasal dari suara lampu sein yang berbunyi "rit-rit-rit". Suara ini dianggap mirip dengan suara burung pipit yang dalam bahasa lokal disebut riting. Oleh karena itu, masyarakat Bali juga menyebut lampu sein dengan nama riting.

Kendati demikian, penggunaan istilah riting tidak hanya di Jawa dan Bali saja, tetapi juga dominan di beberapa wilayah Sumatra. Misalnya, di Sumatera Utara, khususnya Medan dan Aceh, masyarakat lebih akrab dengan sein

Meskipun istilah sein dan riting memiliki asal-usul berbeda, keduanya merujuk pada benda yang sama, yakni lampu sign kendaraan. Lampu ini berperan penting sebagai alat komunikasi antar pengendara untuk memberi sinyal saat berbelok atau berpindah jalur.

Menariknya, perbedaan istilah ini juga mencerminkan keragaman bahasa di Indonesia. Pengaruh bahasa asing dan adaptasi lokal menghasilkan variasi dalam penyebutan komponen kendaraan. Hal ini menambah kekayaan linguistik dalam konteks otomotif di Indonesia.

Itulah alasan kenapa lampu sein disebut riting di beberapa daerah. Pengaruh bahasa asing dan budaya lokal ternyata yang menjadi latar belakang munculnya istilah riting yang populer hingga sekarang.(***)

Lampu Sein

Label:

Posting Komentar

[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.