PADANG - Bencana di Sumatera Barat memang tak terelakkan karena berada di daerah rawan bencana. Tak ayal pelatihan hitung cepat pengkajian kebutuhan pasca bencana (Jitupasna) penting dilakukan.
“Di laut ada ancaman tsunami. Di darat ada gempa, banjir dan angin puting beliung serta tanah longsor. Potensi daerah kita bagus tapi juga memiliki ancaman yang tinggi,” ungkap Gubernur Sumbar Mahyeldi dikutip dari Covesia.com di Padang, Rabu (29/9/2021).
Maka dari itu kata Mahyeldi sangat diperlukan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Masyarakat penting untuk dibimbing dan dilatih agar selalu siaga saat bencana terjadi
Tak hanya itu, menurut Mahyeldi pengkajian kebutuhan pasca bencana ini sangat diperlukan, agar diketahui dengan apa-apa saja yang dibutuhkan masyarakat di lokasi bencana. Sehingga bisa dilakukan langkah-langkah terbaik dalam penanganan bencana.
Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Sumbar Erman Rahman mengatakan pelatihan ini guna mendukung rehabilitasi dan rekonstruksi dalam menghitung kerugian dan kerusakan pasca bencana.
Dia melanjutkan dalam pelatihan Jitupasna peserta akan dibekali pengetahuan hitungan cepat Jitupasna. Kegiatan dimulai 29 September hingga 2 oktober 2021 selama 4 hari dan diikuti 115 orang dan dilaksanakan di Kryad Bumi Minang.
“Kita tetap mengacu pada prokes sehingga penularan Covid-19 bisa di hindari. Seluruh peserta dilakukan swab antigen dan semuanya negatif,” jelasnya.
Sementara itu untuk narasumber berasal dari BPBD Sumbar, pusdiklat BNPB dan praktisi tingkat pusat dan daerah.(***)
Posting Komentar