Ulama Kecam Panitia Konser di Payakumbuh Buntut Ubah Lirik 'Tuhan Den Paso'


PAYAKUMBUH - Sejumlah ulama geram atas tindakan penonton konser musik di Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, lantaran dinilai telah menghina Tuhan saat bernyanyi dengan mengubah lirik lagu Minang berjudul Patah Bacinto (patah bercinta).

Saat konser musik tersebut, para penonton kompak mengubah lirik lagu Patah Bacinto di bagian reff saat seorang penyanyi beraksi di atas panggung. Berikut lirik lagu aslinya:

Patah bacinto, itu biaso (patah bercinta, itu biasa).

Kok indak jodoh, Tuhan kuaso (kalau tidak jodoh, Tuhan Maha Kuasa).

Lalu, para penonton bernyanyi menikmati lagu di konser musik itu sembari mengubah lirik dari Tuhan Kuaso menjadi "Tuhan den paso" yang artinya Tuhan saya paksa. Cuplikan video penonton memplesetan lirik lagu ini pun menjadi heboh.

Aktivis Dakwah Sumbar, Ustaz Muhammad Siddiq mengatakan, para ulama di Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kota Payakumbuh sangat menyayangkan tindakan penonton konser yang begitu nekat mengubah lirik lagu tersebut. Sehingga makna lagu berubah, menentang takdir Tuhan.

"Kami para ustaz, ulama, tokoh masyarakat sangat menyayangkan dan menyesalkan kenapa terjadi ungkapan kata-kata yang sangat memilukan bagi orang beragama. Sebab kita sebagai hamba harus patuh kepada Tuhan Yang Maha Kuasa," ujar Siddiq Jumat (3/10/2025) dikutip dari kumparan.com.

Menurutnya kalimat itu tidak sepantasnya keluar bagi orang yang berilmu, apalagi mayoritas penonton konser merupakan generasi muda. Secara tidak langsung, penonton yang hadir telah menunjukkan ketidaksukaan terhadap Tuhan.

"Kami sangat merisaukan keadaan generasi muda kita ini. Kalau ingin konser musik, ya silakan dan terserah, tapi jangan terlalu nekat beranikan diri menentang takdir Tuhan," ungkapnya.

Para ulama, kata Siddiq, memahami bahwa semua ini tidak terlepas ketidaktahuan para penonton konser. Sehingga dalam hal ini, panitia konser harus bertanggung jawab karena telah dinilai kecolongan.

"Di Minangkabau ada falsafah yakni adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Kita harus kembalikan nilai-nilai agama dan moral itu," ucapnya.

Siddiq meminta agar panitia konser segera melakukan permintaan maaf kepada masyarakat. Jika tidak, kata dia, langkah lebih jauh akan diambil oleh para ulama, salah satunya somasi.

"Untuk saat ini kami masih bersifat persuasif, memberikan nasihat bahwa apa yang telah dilakukan tidak sesuai norma keagamaan. Silakan bertaubat. Kami meminta panitia acara segera meminta maaf," tegasnya.

"Kami mempertanyakan panitia kenapa sampai kecolongan seperti ini. Lirik diubah, padahal menentang normal agama. Jangan sampai terulang kembali. Silakan minta maaf kepada masyarakat Minangkabau," sambungnya.(***)

Konser Payakumbuh, Ulama

Label:

Posting Komentar

[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.