PARIAMAN – Pemerintah Kota Pariaman menyambut antusias rencana Kementerian Kebudayaan untuk mengusulkan perayaan Tabuik sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO. Tradisi yang telah berlangsung sejak abad ke-18 ini dinilai layak mendapat pengakuan internasional karena kekayaan nilai sejarah dan budaya yang dikandungnya.
“Kami menyambut baik niat tersebut, bahkan sudah menemui Bapak Menteri untuk menindaklanjutinya,” ujar Wali Kota Pariaman, Yota Balad, saat dihubungi dari Pariaman, Selasa (8/7/2025).
Menurut Yota, jika Tabuik mendapat pengakuan dari UNESCO, dampaknya akan sangat besar, tidak hanya bagi pelestarian budaya, tetapi juga bagi pariwisata dan perekonomian masyarakat setempat.
Tabuik selama ini sudah menjadi magnet wisata domestik. Jika nanti masuk daftar UNESCO, wisatawan mancanegara pun akan makin tertarik datang ke Pariaman,” ujarnya.
Ia pun mendorong pelaku usaha pariwisata di Pariaman untuk mulai berbenah, meningkatkan standar pelayanan hingga ke level internasional guna menyambut tamu dari berbagai penjuru dunia.
Gelaran budaya yang telah berlangsung ratusan tahun ini dimulai sejak 27 Juni 2025, bertepatan dengan 1 Muharram 1447 Hijriah.
Tradisi Tabuik sendiri memiliki kaitan erat dengan peristiwa terbunuhnya cucu Nabi Muhammad SAW, Husein, di Padang Karbala, Irak.
Berbagai acara kesenian turut memeriahkan puncak Tabuik, menambah semarak perayaan yang sudah menjadi ikon Pariaman ini. Antusiasme masyarakat dan wisatawan terlihat jelas, memadati area pantai untuk menyaksikan langsung prosesi sakral tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, menyatakan komitmennya untuk mengusulkan Tabuik sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO. "Tabuik ini adalah kekayaan budaya yang luar biasa. Kami berencana untuk segera mengusulkannya ke UNESCO agar diakui sebagai warisan budaya tak benda dunia," ujar Fadli Zon di lokasi acara.(***)
Posting Komentar