September 2020, Warga Miskin Sumbar 364.079 Orang


PADANG - Jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mengalami penambahan 20.056 orang. Hal ini diketahui dari hasil data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar.

Dikutip Inews.com, Koordinator Fungsi Statistik Sosial BPS Sumbar Krido Saptono mengatakan, penduduk miskin di Sumbar bertambah dari 344.023 orang pada Maret 2020 menjadi 364.079 pada September 2020.

"Pada September 2020 persentase penduduk miskin mencapai 6,56 persen atau mengalami kenaikan dibandingkan Maret 2020 yang hanya 6,28 persen," kata Krido, Selasa (16/2/2021).

Krido menambahkan, pada periode September 2020 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan bertambah sebanyak 130.019  orang dengan jumlah total 141.031  orang.

Sejalan dengan itu di perdesaan pada periode Maret sampai September 2020 terjadi penambahan penduduk miskin sebanyak 70.036 orang menjadi 223.047 orang.

Dia melanjutkan, pada September 2020 komoditas yang menjadi penyumbang angka kemiskinan di Sumbar baik perkotaan dan perdesaan adalah beras, rokok kretek filter, cabai merah dan tongkol.

Sementara komoditas nonmakanan yang menjadi penyumbang garis kemiskinan di Sumbar meliputi perumahan, bensin, listrik, pendidikan, bensin dan perlengkapan mandi.

Pada periode Maret hingga September 2020 indeks kedalaman kemiskinan di Sumbar juga meningkat dari 0,915 menjadi 0,992.

Indeks kedalaman kemiskinan menunjukkan penduduk miskin memiliki rata-rata pengeluaran lebih besar dibandingkan garis kemiskinan," ujar dia.

Krido menjelaskan sejumlah aspek yang mempengaruhi penambahan penduduk miskin di Sumbar adalah pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga pada PDRB triwulan II terhadap triwulan III 2020 tumbuh negatif 4,49 persen.

Kemudian ekonomi Sumbar triwulan III 2020 juga mengalami kontraksi dibandingkan periode yang sama pada 2019 yang hanya tumbuh 2,87 persen.

Ia mengemukakan dalam mengukur kemiskinan, Badan Pusat Statistik menggunakan dasar kemampuan memenuhi kebutuhan dasar, yakni kemiskinan adalah ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.

"Dengan pendekatan ini persentase penduduk miskin dihitung terhadap total penduduk," kata dia.(***)


Label:

Posting Komentar

[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.